BAB
I
PENDHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perubahan tidak dapat dielakkan dalam
kehidupan manusia. Perubahan mulai
disadari menjadi bagian yang penting
dari suatu organisasi diawali sekitar 40 tahun yang lalu. Dimulai oleh dunia
usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya
perubahan bagi peningkatan kualitas produksi yang dihasilkan. Berbagai
upaya dan pendekatan telah dilakukan untuk
memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan.
Pada hakikatnya kehidupan manusia maupun
organisasi diliputi oleh perubahan secara berkelanjutan. Disuatu sisi karena
adanya factor external yang mendorong terjadinya perubahan, disisi lainya
perubahan justru dirasakan suatu kebutuhan internal. Oleh karena itu perubahan
perlu lebih dipahami untuk mengurangi tekanan resistensi terhadap
perubahan.Resistensi merupakan hal yang wajar dan dapat diatasi.
Pandangan para ahli tentang cara yang
harus ditempuh dalam menjalankan perubahan sangat bervariasi menurut sudut
pandang dan pengalaman masing-masing. Dalam implementasinya dapat dipergunakan
salah satunya atau kombinasi dari pendapat tersebut sepanjang disesuaikan
dengan kondisi yang dihadapinya.
Lingkungan External organisasi cenderung
merupakan kekuatan yang mendorong untuk terjadinya perubahan, disisi lain bagi
organisasi secara internal merasakan adanya kebutuhan akan perubahan oleh
karena itu setiap organisasi menghadapi pilihan antara berubah atau mati
tertekan oleh kekuatan perubahan.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
uraian latar belakang diatas, maka penulis mengangkat beberapa permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini,
adalah :
a. Apakah
factor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan ?
b. Bagaimana
perubahan itu ?
c. Bagaimana Resistensi Perubahan itu?
d. Bagaiman
cara mengatasi resistensi?
e. Bagaimana
Tantangan perubahan ?
C.
Tujuan
Berdasarkan
permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan dalam makalai ini adalah :
f. Untuk
mengetahui factor-faktor yang mendorong
terjadinya perubahan
g. Untuk
memahami dan mengetahui tentang perubahan .
h. Untuk
mengetahui Resistensi Perubahan itu.
i.
Untuk mengetahui cara
mengatasi resistensi.
j.
Untuk mengetahui Tantangan perubahan ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Faktor
– Faktor Pendorong Perubahan
Pandangan para ahli tentang cara yang
harus ditempuh dalam menjalankan perubahan sangat bervariasi menurut sudut pandang
dan pengalaman masing-masing. Dalam implementasinya dapat dipergunakan salah
satunya atau kombinasi dari pendapat tersebut sepanjang disesuaikan dengan
kondisi yang dihadapinya.
Lingkungan External organisasi cenderung
merupakan kekuatan yang mendorong untuk terjadinya perubahan, disisi lain bagi
organisasi secara internal merasakan adanya kebutuhan akan perubahan oleh
karena itu setiap organisasi menghadapi pilihan antara berubah atau mati
tertekan oleh kekuatan perubahan.
Diantara para pakar ada yang menyebut
factor pendorong perugahan itu sebagai Kebutuhn
akan perubahan (Hussey, 2000:6, Kreitner dan Kinicki, 2001:659), sementara
itu Robins (2001:540) dan Geemberg dan Baron(2003:593) menyebutkan sebagai kekuatan untuk perubahan. Terminologi
tersebut mengandung makna bahwa kebutuhan akan perubahan lebih bersifat
internal organisasi, sedangkan kekuatan untuk perubahan dapat bersumber dari faktor
Eksternal dan internal.
a.
Kebutuhan
perubahan Hussey ( 2000 : 6 )
Menurut Hussey (
2000 : 6 ) terdapat 6 faktor yang
menjadi pendorong bagi kebutuhan akan
perubahan adalah :
ü Perubahan
teknologi terus meningkat
ü Persaingan
semakin intensif dan menjadi lebih
Global
ü Pelanggan
semakin banyak tuntutan
ü Profil
demografis negara berubah
ü Privatisasi
bisnis milik masyarakat berlanjut
ü Pemegang
saham minta banyak nilai
b. Kebutuhan perubahan
Kreitner dan Kinicki (2001 : 659 )
Sementara itu Kreitner dan Kinicki ( 2001 : 659 ) mengatakan bahwa kebutuhan akan perubahan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu : Eksternal Forces dan Internal Forces.
Kekuatan Eksternal
Sementara itu Kreitner dan Kinicki ( 2001 : 659 ) mengatakan bahwa kebutuhan akan perubahan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu : Eksternal Forces dan Internal Forces.
Kekuatan Eksternal
ü Demographic
Characteristics (Karakteristik Demografis)
ü Technological
Advancements (Kemajuan Teknologi)
ü Market
Changes (Perubahan Pasar)
ü Social
and Political Pressures (Tekanan Sosial dan Politik)
Kekuatan Internal
ü Human
Recources Problem / Prospects (Prospek SDM)
ü Managerial
Behavior / Decisious (Keputusan
Menajerial)
c. Kekuatan
Perubahan Grenberg dan Baron
a. Perubahan
Terencana
ü Changes
in products or service (Perubahan dalam Produk atau Jasa)
ü Changes
in organizational size and structure (Perubahan dalam Ukuran dan Struktur
Organisasi)
ü Changes
in administrative system (Perubahan dalam system administrasi)
ü Introduction
of new technologies (Introduksi teknologi baru)
b. Perubahan tidak Terencana
ü Pergeseran
Demografi Pekerja (Shifting employe Demographics)
ü Kesenjangan
Kinerja ( Performance Gaps)
ü Peraturan
Pemerintah (Govermen Regulation)
ü Kompetisi
Glogal ( Global Competition)
ü Perubahan
Kondisi Ekonomi
ü Kemajuan
dalam Teknologi
d.
Kekuatan
Perubahan Robbins
ü Nature
of the Workforce (sifat Tenaga Kerja)
ü Technology
(Teknologi)
ü Economic
Shocks (Kejutan Ekonomi)
ü Competition
(Persaingan)
ü Social
Trends (Kecenderungan Sosial)
ü World
Politics (Politik Dinia)
e.
Penggerak
Perubahan Anderson dan Anderson
ü Lingkungan
ü Kebutuhan
pasar untuk sukses
ü Desakan
bisnis
ü Desakan
organisational
ü Desakan
kultural
ü Perilaku
pemimpin dan pekerja
ü Pola
pikir pemimpin dan pekerja
Dari pendapat ke Lima pakar diatas maka
kami dapat simpulkan bahwa Faktor-faktor yang mendorong perlunya perubahan adalah :
a) Kuatnya
tekanan politik
b) Perkembangan
ekonomi
c) Kebijakan
pemerintah dan sistem Adm
d) Kecenderungan
sosial
e) Kecenderungan
demografis
f) Perkemb.
teknologi yang semakin efisien
B.
Memahami
Perubahan
a. Pengertian
Perubahan
Manajemen
Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang
ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Perubahan dapat
terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi
tersebut
b. Perlunya
Perubahan
Perubahan adalah
sesuatu yang tidak dapat di hinder karna kuatnya dorongan eksternal dan karna
adanya kebutuhan internal. Fullan (2004 : 43) memberikan lima butir kunci
tentang perubahan, yaitu sebagai berikut :
a. Perubahan
bersifat cepat dan nonlinear sehingga dapat menimbulkan suasana berantakan.
Akan tetapi perubahan juga menawarkan potensi besar untuk trobosan kreatif.
b. Kebanyakan
perubahan dalam setiap system terjadi sebagi respons terhadap kekacauan dalam
system lingkungan internal dan eksternal.
c. Factor
rasinal dalam organisasi termasuk strategi dan operasi tidak terintegrasi
dengan baik; adanya perbedaan ndividual, cara pendekatan dan masalah;
persahabatan dan persatuan dan perseturuan yang terjadi memengaruhi fungsi
subsistem; dan factor-faktor politik, seperti kekuasaan dan kewenangan,
perlindungan, dan kompetisi atas sumber daya.
d. Stakejolder
utama dan budaya organisasi menjadi pertimbangan pertama untuk perubahan
organisasional.
e. Perubahan
tidak dapat di-manage atau di kelola atau di control.
c. Tujuan
dan Sasaran Perubahan
Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan
hidup suatu organisasi, tanpa adanya perubahan
maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama.
Perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap
dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman, kemajuan teknologi dan dibidang
pelayanan kesehatan adalah peningkatan kesadaran pasen akan pelayanan yang
berkualitas
d. Kerangka
Perubahan
Burnes (2000:
304) mengategorikan tpe perubahan perdasarkan pada fokusnya, di tunjukan pada
individu, klompok, atau system dan subsistem. Dilihat dari modelnya, dalapat di
bedakan dalam model peningkatan, model keseimbangan tersela, model transpormasi
berkelanjutan.
e. Jenis
Perubahan
1. Perubahan
terencana dan tdak terencana
Perubahan
organisasional berasal dari sebuah keputusan stategis untuk mengubah cara
organisasi mengerjakan usahanya. Perubahan organisasional dapat di definisikan
sebagai perubahan produk atau jasa, perubahan ukuran dan struktur organsasi,
perubahan system administrative dan memperkenalkan teknlogi baru.
Unplanned change
atau perubahan tidak terencana merupakan pergeseran aktivitas organisasional
karena adanya kekuatan yang sifatnya eksternal, yang berada di luar control
organisasi (Greenberg dan Baron, 1997 : 550).
2. Tipologi
perubahan
Kreitner dan
kinicki (2001: 463) mengelompokan berbagai macam perubahan kedalam tiga macam
tipologi, yaitu adaptive cange, innovative cange, dan radically innovative
change.
·
Adaptive cange
merupakan perubahan yang paling rendah tingkat kompleksitasnya, biaya, dan
ketidak pastiannya.
·
Innovative change
berbeda di tengah kontinum dalam kompleksitas, biaya, dan ketidak pastiangnya
·
Radically innovative
change merupakan jens perubahan yang paling sulit di laksanakan dan cendrung
paling menakutkan kepercayaan manajerial dan keamanan kerja pekerja.
3. Perubahan
internal dan fundamental
Menurut Hussey,
perubahan internal hamper terjadi dengan sendirnya, dan mencakup ratusan situasi
yang di hadapi manajer sepanjang kariernya; termasuk di dalamnya perubahan
metode, dan proses kerja, tata letak pabrik, peluncuran produk baru, dan
situasi lain dmana orang melihat kelanjutan dari keadaan lama ke baru.
Sebaliknya,
perubahan fundamental merupakan perubahan yang strategis, visioner, dan
transformasional.
4. Tempered
radical change
Pada dasarnya,
perubahan menurut sifatnya dapat dilakukan melalui cara yang sangat drastic
sampai pada cara yang melalui adaptasi evolusioner.
Meyerson berpendapat
bahwa strategi perubahan merupakan suatu kontinum dari yang sifatnya sangat
pribadi sampai pada sangat umum. Bentuk perubahan yang terjadi dapat berupa :
·
Disruptive
self-expression ( deskripsi diri bersipat mengganggu)
·
Verbal jujitsu
(beladiri secara lisan)
·
Variable-term
opportunism ( variable oportunisme)
·
Srtategic alliance
building ( membangun persekutuan strategis)
5. Structural
and cyclical changes
Saiyadain (2003:
175) membedakan perubahan dalam Structural change (perubahan structural) dan
cyclical changes (perubahan siklikal).
Dalam perubahan
structural terjadi kenakan atau penurunan kuantitatif yang berarti yang
menghasilkan perubahan kualitas sehingga memerlukan penyesuaian secara tepat.
Perubahan siklikal mengkut pola dalam fluktuasinya, kembali secara regular pada
tahap sebelumnya. Perubahan siklikal hanya memerlukan penyesuaian sementara.
f. Magnitude
Perubahan
Conner (1992:
39) menilai bahwa terdapat tujuh isu fundamental yang memberikan kontribusi
pada peningkatan magnitude perubahan yang kita hadapi, yaitu :
1. Penguasaan
komunikasi dan pengetahuan semakin cepat
2. Penduduk
dunia semakin tumbuh
3. Meningkatkan
interdependensi dan kompetisi
4. Terbatasnya
sumberdaya
5. Terbaginya
ideology politik dan keagamaan
6. Perubahan
kekuasaan secara konstan
7. Kesulitan
ekologis
g. Karakteristik
Perubahan
Tingkat
perubahan atau kecepatan perubahan yang terjadi tidak sama pada semua kondisi.
Pada kondisi tertentu berlangsung lambat, pada kondisi lainnya dapat
berlangsung cepat. Misalnya, dengan pengembangan microprocessor dan personal
computer, tingkat perubahan di banyak industry meningkat secara dramatis.
Sementara itu,
kondisi sekarang akan menentukan arah perubahan sehingga mengubah kejadian
dimasa yang akan datang. Diffusion of change merupakan penyebab perubahan, dan
sering dinamakan sebagai domino effect. Misalnya, perubahan dalam prosedur
pembelian dalam perusahaan dapat menghasilkan perubahan di beberapa departemen
lainnya.
h. Memulai
Perubahan
Suatu perubahan
dapat pula terjadi sebagai konsekuens dari suatu keadaan, antara lain berupa
(Hussey. 2000 : 8)
1.
Downsizing atau
rightsizing, keduanya mengandung arti bahwa organisasi akan menjadi lebih kecil
dan strukturnya lebih datar.
2.
Tumbuhnya pemikiran
kembali tentang cara mengerjakan sesuatu, dan perbaikan terus-menerus
3.
Meningkatnya aktivitas
outsourcing yang sebelumnya di lakukan internal organisasi
4.
Metode yang mengurangi
waktu dalam mengembangkan produk dan aktivitas baru
5.
Lebih banyak organisasi
terlibat dalam aliansi strategis dan joint ventures
6.
Akuisisi berkelanjutan
menjadi kunci aktivitas strategis.
i.
Belajar dari Pengalaman
Untuk melakukan
perubahan, agar dapat mencapai harapan, perlu belajar dari pengalaman perubahan
sebelumnya, yaitu mengenaia apa yang menyebabkan keberhasilan maupun kegagalan,
dan bagaimana membuat perubahan dapat berjalan seperti diharapkan
j.
Mengapa Perubahan Gagal
Hussy (2000: 87)
mengidentifikasi adanya 10 penyebab kegaglan melaksanakan perubahan, yaitu
sebagai berikut :
1. Implementasi
memerlukan waktu lebih lama dari pada yang di rencanakan
2. Kebanyakan
masalah tidak di identifikasi sebelumnya
3. Aktifitas
dalam implementasi tidak cukup di koordinasikan
4. Aktipitas
dan krisis yang bersaing memecahkan perhatian sehingga keputusan tidak di
lakukan.
5. Manajer
kekurangan kapabilitas yang di perlukan untuk melakukan perubahan
6. Pelatihan
dan intruksi yang di berikan kepada bawahan tidak cukup
7. Factor
eksternal yang tidak terkendali berdampak pada imlementasi
8. Manajer
departemen tidak cukup memberi kepemimpinan dan arahan
9. Tugas
pokok implementasi tidak di definisikan secara detail
10. System
informasi yang tersedia tidak cukup untuk emonitor implementasi
k. Membuat
Perubahan Berjalan
Agar perubahan
dapat dilakukan oleh organisasi dapat mencapai hasil seperti yang di harapkan,
harus dikelola dengan baik. Mengelola perubahan memerlukan sumberdaya manusia
yang memahami tujuan suatu perubahan dan memiliki kompetensi untuk
melakukannya.
l.
Agen Perubahan
Agen perubahan
adalah orang yang bertindak sebagai katalis dan memperkirakan tnggung jawab
untuk mengelola aktivitas perubahan ( Robbins 2001: 543)
Michael Beer (
Tyagi, 2000 : 281) menyebutkan adanya lima sumber kekuasaan yang di mliki agen
perubahan, yaitu sebagai berikut:
1. Status
tinggi di berikan oleh anggota organisasi, yang di dasarkan pada persepsi
mereka bahwa agen perubahan sama dengan mereka dalam hal prilaku, bahasa,
nilai-nilai dan bahkan pakaian.
2. Kepercayaan
pada agen perubahan berdaasarkan pada konsistensi dalam menangani informasi dan
memelihara peranan yang tepat di dalam organisasi
3. Keahlian
dalam praktik perubahan organisasional
4. Membutuhkan
kredibilitas di dasarkan pada pengalaman sebelumnya
5. Anggota
yang tidak puas di dalam organisasi yang melihat agen perubahan sebagai
kesempatan terbaik untuk mengubah organisasi untuk memenuhi kebutuhannya.
C.
Resistensi
Perubahan
Resistensi
sering terjadi karna eksekutif dan pekerja melihat perubahan dari sudut pandang
yang berbeda. Bagi manajer senior perubahan berarti pelung, baik untuk bisnis
maupun untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, bagi banyak pekerja, perubahan di
liat sebagai kekacauan dan gangguan. Peter Scholtes berpandangan bahwa pada
dasarnya karyawan tidak menolak perubahan, tetapi mereka menolak di ubah
(stettner, 2003: 61)
6.
Resistensi perubahan
Greenberg dan baron
Greenberg dan
baron (2003: 601) mengidentifikasi adanya lima factor berikut yang menjadi
hambatan individual untuk perubahan.
a. Ketidak
amanan ekonoms
Setiap perubahan
memliki potensi bagi seseorang untuk kehilangan pekerjaan ataupun penurunan
upah. Dengan demikian, suatu perubahan dapat menimbulkan ketidak amanan secara
ekonomis pada pekerja.
b. Ketakutan
atas hal yang tidak di ketahui
Suatu perubahan
merupakan gangguan untuk pola yang sudah mapan dan menciptakan kondisi yang
tidak biasa.
c. Ancaman
terhadap hubungan social
Banyak perubahan
organisasi mengancam integritas persahabatan kelompok yang memberikan
penghargaan social yang sangat berharga.
d. Kebiasaan
Perubahan cara
mengerjakan pekerjaan memberkan tantangan untuk mengembangkan keterampilan
pekerjaan baru. Perubahan dalam cara mengerjakan pekerjaan sering berakibat
pada keharusan untuk mengubah kebiasaan.
e. Kegagalan
mengenal kebutuhan untuk berubah
Seringkali orang
memahami arti pentingnya melakukan perubahan karna di dominasi oleh
kepentingannya. Setiap kepentingan yang mereka miliki akan melebihi
keinginannya untuk menerima perubahan.
Greenberg dan baron (2003: 602) mengatakan adanya
empat hambatan bagi perubahan organisasional, yaitu sebagai berikut.
1. Kelembaman
structural
2. Kelambanan
kelmpok kerja
3. Tantangan
terhadap keseimbangan kekuatan yang ada
4. Usaha
perubahan sebelumnya tidak berhasil
7.
Resistensi perubahan
robbins
Robbins (2001:
545) menyebutkan pula adanya lima factor yang menjadikan resistensi individual
dengan rincian sebagai berikut.
a) Kebiasaan
Hidup ini
sangatlah kompleks, tetapi tidak selalu memerlukan pertimbangan yang
berbelit-belit, namun mendasarkan diri pada kebiasaan saja.
b) Keamanan
Suatu perubahan
mempengaruhi perasaan keamanan, terutama bagi orang-orang yang sangat
memerlukan jaminan keamanan.
c) Factor
ekonomis
Perubahan akan
menimbulkan keengganan apabila berakibat pada penurunan pendapatan.
d) Ketakutan
atas ketidaktahuan
Perubahan dapat
mengakibatkan perpindahan dari unit kerja yang satu keunit kerja yang lain,
dari suatu system yang sudah d kenal kesistem baru yang belum dikenal.
e) Proses
informasi selektif
Individu membentuk
dunianya melalui persepsinya. Sekali d bangun kemampuan akan menentang
perubahan.
Sementara tu, robbins (2001: 547) menilai terdapat
enam factor resistensi organsational, yaitu sebagai berikut :
a)
Kelembaman structural.
Organisasi memiliki mekansme dalamnya yang menghasilkan stablitas.
b)
Focus terbatas atas
perubahan. Organisasi dibuat dari sejumlah sub-sistem yang paling bergantung.
Kita tidak bisa merubah yang satu tanpa memengaruhi yang lannya.
c)
Kelembaman kelompok.
Walaupun individual ingin merubah prilakunya, norma kelompok dapat menjadi
hambatan, norma kelmpok menjadi sumber tantangan.
d) Ancaman
terhadap keahlian. Perubahan dalam pola organisasi juga merupakan ancaman
terhadap kelompok khusus yang memliki keahlian. Keahlian yang diinginkan
mungkin berbeda atau bisa juga yang terjadi bisa.
e)
Ancaman terhadap hubungan
kekuasaan yang sudah ada. Setiap redistribusi kekuasaan pengambilan keputusan
dapat memengaruhi hubungan kekuasaan yang sudah lama terbentuk.
f)
Ancaman terhadap
alokasi sumberdaya yang sudah ada.
g)
Kelompok di dalam
organsasi yang mengontrol sumberdaya sering melihat perubahan sebagai ancaman.
Mereka yang memperoleh mamfaat dari alokasi sumberdaya saat ini sering merasa
di ancam oleh perubahan yang mungkin memengaruh alokasi sumberdaya yang biasa
mereka teriama di masa yang akan datang.
8. Resistensi
perubahan kreitner dan kinicki
a) Kecendrungan
indivdu terhadap perubahan. Kecendrungan ini sangat bersifat pribadi dan
berakar mendalam.
b) Terkejut
dan takut atas sesuatu yang tidak di ketahui. Hal ini terjadi jika perubahan
inovatif dan radikal di perkenalkan tanpa pemberitahuan, memengaruhi pekerja
menjadi ketakutan atas implikasinya.
c) Iklim
ketidak percayaan. Manajer yang mempercayai pekerjaannya membuat proses
pekerjaan terbuka, jujur dan bersifat
partisipatif. Sebaliknya, pekerja yang mempercayaai manajemen lebih suka
berusaha ekstra dan mengambil kesempatan dengan sesuatu yang berbeda.
d) Ketakutan
akan kegagalan. Mengintimidasi perubahan pada pekerjaan akan menyebabkan
pekerja meragukan kapabilitasnya.
e) Hilangnya
setatus dan atau keamanan kerja.perubahan administrative dan teknologis yang
mengubah basis kekuasaan atau mengurangi pekerjaan mendorong resistensi sangat
kuat
f) Tekanan
kawan sekerja. Seseorang yang tidak secara langsung terpengaruh oleh perubahan
mungkin aktif menolak perubahan untuk melindungi kepentingan kawan atau
pembantunya.
g) Gangguan
trades budaya dan atau hubungan kelompok. Jika seorang di pindahkan, di
promosikan, atau di tunjuk kembali, akan terjadi gangguan dalam cultural dan
hubungan di antara kelompok.
h) Konflik
kepribadian. Seperti halnya seorang kawan dapat meninggalkan kita sambil
memberitahu kita sesuatu, akan marah jika menjelaskan penjelasan sebaliknya dan
apa yang di pikirkannya..
i) Kurangnya
kebijaksanaan dan atau waktu tidak tepat. Resistensi terhadap perubahan dapat
terjadi karna perubahan disampaikan dengan cara yang tidak bijaksana, tidak
sensitive atau di lakukan pada waktu yang tidak tepat.
j) System
penghargaan tidak memperkuat. Individual menolak suatu perubahan jka mereka
tidak melihat adanya penghargaan positif untuk kesediannya berubah.
D.
Mengatasi
Resistensi
Greenberg
dan Baron (2003: 604) memberikan pedoman berikut untuk mengatasi resisteni
terhadap perubahan organisasional.
1. Membentuk
dinamika politik
Politik
organisasional memegang peranan penting dalam mencapai tujuan yang d inginkan.
Secara politis, resistensi terhadap perubahan dapat di atasi dengan menenangkan
dukungan individu yang paling kuasa dan berpengaruh.
2. Mengidentifikasi
dan menetralkan penolak perubahan
Cara yang
penting untuk mendukung inisiatif perubahan adalah dengan menetralkan mereka
yang menolak perubahan.
3. Mendidik
angkatan kerja
Kadang-kadang
orang menolak untuk berubah sebab mereka takut akan masa depan, sebagai bagian
pendidkan pekerja tentang apa arti perubahan organisasional bagi mereka,
top-manajement harus menunjukan sensitivitas emosinya.
4. Mengikut
sertakan pekerja pada usaha perubahan
Orang yang
berpartisipasi dalam membuat keputusan cendrung lebih mempunyai komitmen
terhadap hasil dari kpeutusan dari pada mereka yang tdak terlibat.
5. Menghargai
prilaku konstruktif
Mekanisme yang
berhasil untuk memfasilitasi perubahan organisasional adalah dengan memberkan
penghargaan pada orang yang berprilaku seperti diinginkan.
6. Menciptakan
organisasi pembelajaran
Organisasi yang
mengembangkan kapasitas untuk menerima dan berubah secara berkelanjutan dikenal
sebagai learning organization.
7. Memperhitungkan
situasi
Untuk mengatasi
resisten organsasional lebih banyak memerlukan kemampuan politik para
top-managers, di sertai langkah-langkah yang lebih komunikatif, akomodatif dan
partisipatif.
Teknik yang di
sarankan untuk di gunakan agen perubahan didalam upaya mengatasi hambatan
terhadap perubahan adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan
dan komunkasi
b. Partisipasi
c. Fasilitas
dan dukungan
d. Negsiasi
e. Manipulasi
dan pemilhan (cooptation)
f. Paksaan/
kekerasan
E.
Tantangan
Perubahan
Terdapat
3 Tahap Tantangan utama yang akan dihadapi
dalam perubahan yaitu :
Ø Tantangan dalam tahap prakarsa Perubahan
Pada tahapan untuk memulai suatu perubahan akan dihadapi 4 (empat) macam tantangan yaitu :
1.
Perasaan tidak mempunyai cukup waktu
2.
Tidak ada bantuan Coaching dan Dukungan
3.
Merasa Tidak Relevan
4.
Konsistensi Nilai-Nilai dan Perilaku
Ø Tantanagn dalam Tahap Meneruskan Perubahan
Tantangan yang
dihadapi pada tahap ini adalah :
a. Ketakutan
dan Kecemasan
b. Penilaian
dan Pengukuran
c. True
Believers dan nonbelievers
Ø Tantangan dalam Tahap merancang dan berpikir ulang
Tantangan pengaturan
timbul melalui tiga proses pembatasan
yang saling berhubungan dengan batas dasar. Sering tantangan timbul karena
kelompok pemandu melalui perselihan
terhadap otonominya. Apabila kelompok ini mengembangkan kemampuan pembelajaran
baru, mereka mendapatkan kepercayaan diri, perasaan kekuasaannya meningkat dan
kapasitas lebih besar untuk pengaturan diri. Semua ini cenderung mengarah
secara alamih pada tindakan dengan
tingkat otonomi yang lebih tinggi, menetukan sendiri lebih banyak arah dan
penyelesaiana. (Senge, et.al., 1999:361)
a. Governance
b. Diffusion
(Penyebaran)
c. Strategi
dan Maksud
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bertolak
dari pembahasan di atas, maka kami menyimpulkan bahwa :
1.
Factor yang menjadi pendorong bagi kebutuhan akan perubahan menurut Hussey ialah ;
perubahan teknologi terus meningkat, persaingan semakin intensif dan menjadi
lebih global, pelanggan semakin banyak tuntutan, profil demografis Negara
perubahan, privatisasi bisnis milik masyarakat berlanjut, dan pemegang saham
minta lebih banyak nilai.
2.
Perubahan di katakan bahwa kita harus mengubah dalam
cara mengerjakan atau berpikir tentang sesuatu, yang dapat menjadi mahal dan
sulit. Perubahan sudah merupakan fenomena global yang tidak bias dibendung.
3.
Resistensi sering
tejadi karena eksekutif dan pekerja melihat perubahan dari sudut pandang yang
berbeda. Bagi manajer senior, perubahan berarti peluang, baik untuk bisnis
maupun dirinya sendiri. Akan tetapi, bagi banyak pekerja, perubahan dilihat
ebagai kekacauan dan gangguan. Resistensi organisasional pada umumnya akan
datang dari tingkatan manajemen yang sudah merasa mapan.
4.
Cara mengatasi
resistensi terhadap perubahan yaitu; membentuk dinamika politik,
mengidentifikasi dan menetralkan penolakan perubahan, mendidik angkatan kerja,
mengikutsertakan pekerja pada usaha perubahan, menghargai perilaku konstruktif,
menciptakan organisasi pembelajaran, dan memperhitungkan situasi.
B.
Saran
Saran
kami dalam menyusun makalah ini adalah :
Di harapkan bagi para pembaca,
khususnya dosen pemegang mata kuliah Manajemen Perubahan, bahwa data yang
termuat dalam makalah ini, adalah
benar-benar hasil dari susunan kami
sebagai penyusun, maka kami sangat mengharapkan saran dan kritikan dari
bapak yang sifatnya memotifasi dan membangun demi kelengkapan dan kelancaran
pembuatan makalah selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar