Powered By Blogger

Selasa, 06 November 2012

pasar persaingan monopolis

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIS DAN OLIGOPOLI

Teori pasar persaingan monopoloitis (monopolistis competiton) di kembangkan karena ketidakpuasan terhadap daya analisis model persaingan sempurna maupun monopoli. Ekonomi yang pertama kali mengajukan ketidakpuasan terhadap dua model diatas adalah Peirro Sraffa (Universitas Cambridge), kemudian diikuti oleh Hotelling dan Zeothen. Pada akhir dasawarsa 1920-an dan awal dasawarsa 1930-an, model persaingan monopolistic dikembangkan secara intensif terutama oleh Joan Robinson (ekonom Inggris) dan  Edward Chamberlain (ekonom Amerika Serikat).
Struktur pasar persaingan monopolistis hampir sama dengan persaingan sempurna. Di dalam indutri terdapat banyak perusahaan yang bebas keluar-masuk. Namun produk yang dihasilkan tidak homogen, melainkan terdefensasi . namun perbadaan barang antara satu produk dengan produk yang lain tidak terlalu besar. Walaupun demikian output yang dihasilkan sangat mungkin  saling menjadi subtitusi. Perusahaan memiliki monopoli yang relatif terbatas.
Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistis
Tiga asumsi dasar persaingan monopolistis adalah :
·         Produk yang terdeferensi (differentiated product)
·         Jumlah perusahaan banyak dalam industry (large number of  firms)
·         Bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)

a.         Produk yang  Terdeferensiasi (Differentiated Product)
Yang dimaksud dengan produk terdiferensiasi adalah produk dapat dibedakan oleh konsumen dengan melihat siapa produsennya. Jika dalam pasar persaingan sempurna konsumen membeli barang tanpa perlu membedakan siapa produsen, dalam persaingan monopolistis yang menjadi pertimbangan adalah siapa produsennya. Barang-barang tersebut dapat diperbedakan oleh kualitas barangnya, model, bentuk,warna bahkan oleh kemasan, merek, dan pelayanannya.




Kurva permintaan perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis

b.        Jumlah Produsen Banyak Dalam industry ( Large Number Of Firms )
Jumlah perusahaan (produsen ) dalam pasar persaingan monopolistis banyak. Di Indonesia dapat dilihat dari begitu banyaknya merek pakaian dan sepatu. Banyaknya perusahaan menyebabakan keputusan perusahaan tentang harga dan output tidak perlu harus memperhitungkan reaksi perusahaan lain dalam industri (independence decision of price and output), karena setiap perusahaan menghadapi kurva perrmintaanya masing-masing.
c.         Bebas Masuk dan Keluar ( Free Entry and Exit )
 Laba super normal yang dinikmati perusahaan (existing firm) mengundang perusahaan pendatang untuk memasuki industri. Jika mereka mampu bertahan, dalam jangka panjang dapat mengalahkan perusahaan yang lain. Tetapi jika kalah mereka harus keluar, agar kerugian tidak menjadi lebih besar. Sama halnya dalam pasar persaingan sempurna, dalam pasar persaingan monopolistis proses keluar masuk akan terhenti bila semua perusahaan hanya memperoleh laba normal.



2.  Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Perusahaan mencapai keseimbangan dalam jangka pendek dan panjang. Dalam jangka pendek perusahaan dapat menikmati laba supernormal. Dalam jangka panjang perusahaan hanya menikmati laba normal.
Keseimbangan jangka pendek perusahaan tercapai bila MR=MC. Karena memiliki daya monopoli, walau terbatas, kondisi keseimbangan perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan monopolistic sama dengan perusahaan yang bergerak dalam pasar monopoli.
Keseimbangan jangka pendek perusahaandalam pasar persaingan monopolistik
Diagram diatas menunjukkan perusahaan mencapai laba maksimum pada saat MR = MC di tititk E. sama halnya dengan perusahaan monopolis, harga jual lebih besar dari biaya marjinal (P> MC). Tetapi kemampuan eksloitasi laba relative terbatas, karena kurva permintaan yang dihadapi sangat landai. Laba super normal yang dinikmati perusahaan sebesar luas segi empat APBC, dimana harga adalah P jumlah output yang diproduksi Q.


Pasar Persaingan Monopolistik Dan Efisiensi Ekonomi
Laba super  normal yang dinikmati perusahaan mengundang perusahaan pendatang memasuki industi. Masuknya pendatang memberikan dua kemungkinan terhadap perusahaan lama. Yang pertama, pelanggan makin setia, secara grafik terlihat dari kurva permintaan jangka panjang lebih curam dari jangka pendek. Atau pelanggan makin bersifat memilih, di mana permintaan jangka panjang menjadi lebih landai dibandingkan jangka pendek. Bagamanapun pengaruhnya, perusahaan hanya akan dapat pertahan dalam jangka panjang jika mampu menikmati laba normal, pada saat harga jual sama dengan biaya rata-rata (P = AC). Keseimbangan tersebut terjadi dititik A atau di titik B.
Keseimbangan jangka panjang Perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik
(a)
Dalam jangka panjang pelanggan makin setia
(b) Dalam jangka panjang pelanggan makin memilih

Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang
Dibandingkan dengan pasar monopoli, persaingan monopolistic lebih baik dilihat dari lebih kecilnya total kesejahteraan yang hilang (dead weight loss). Namun tetap kurang efisien disbanding pasar persaingan sempurna. Ada dua penyebab mengapa pasar persaingan monopolistic tidak dapat efisien dibanding pasar perasiangan sempurna.
a. Harga Jual Masih Lebih Besar Dari Biaya Marjinal (P > MC)
                Karena memiliki daya monopoli, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistic mampu membebankan harga jual yang lebih tinggi dari biaya marjinal (P > MC). Namun demikian karena kurva permintaan yang dihadapi sangat elastic, maka selisih harga dan biaya marjinal tidak sebesar dalam pasar monopolis.
b. kapasitas Berlebih (Excess Capacity)
                telah dinyatakan, karena sangat mudahnya perusahaan untuk keluar dan masuk, dalam jangka panjang perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan monopolistic hanya menikmati laba normal. Keadaan tersabut dapat kita liat dalam gambar berikut ini.


Masalah kapasitas berlebihan (excess capacity) pada perusahaan pasar persaingan monolistik
                Pada saat berada dalam keseimbangan jangka panjang (titik A), perusahaan sebenarnya tidak berproduksi pada tingkat yang paling efisien, sebab titik A bukan titik terendah pada kurva biaya rata-rata (AC). Jika perusahaan ingin memproduksi pada AC yang paling rendah, output karus ditambah sampai jumlah Qb. Tetapi jika output melebihi Qa (output keseimbangan), penambahan output hanya menurunkan laba (bahkan merugi) karena penerimaan marjinal lebih kecil dari biaya marjinal (MR<MC). Dapat disimpulkan, dalam jangka panjang perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan monopolistic akan mengalami kelebihan kapasitas produksi ( excess capacity ).
Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik
Ketidak efisienan yang dihasilkan perusahaan yang berpotensi dalam pasar persaingan monopolistic menimbulkan pertanyaan, apakah perlu pengaturan ? jawabannya adalah tidak! Hal ini berlandaskan tiga argument :
Ø  daya monopoli yang relative kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang (dead weight loss) relative kecil.
Ø  Permintaan yang sangat elastic menyebabkan kelebihan kapasitas produksi relative kecil.
Ø  Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan monopolistic diimbangi dengan kenikmatan konsumen karena beragamnya produk, peningkatan kualitas, dan meningkatnya kebebasan kosumen dalam memilih output.

PASAR OLIGOPOLI
Struktur pasar atau industry oligopoly adalah pasar (industry) yang terdiri dari hanya sedikit perusahaan (produsen). Setiap perusahaan memiliki kekuatan (cukup) besar untuk memengaruhi harga pasar. Produk dapat homongen atau terdiferensiasi.
Para ekonom pada umumnya hanya berbicara tentang empat bentuk pasar utama: pasar persaingan sempurna, monopoli, persaingan monopolistic dan oligopoly. Dalam semua bentuk pasar itu para penjual memperhatikan respon pembeli, tetapi dalam oligopoly para penjual juga memperhatikan respon lawan-lawannya. Didalam ketiga pasar yang disebut terdahulu, kurva-kurva permintaannya diturunkan dari data tentang konsumen. Tapi didalam oligopoly hal itu belum cukup. Seorang oligopolies memperkirakan permintaan juga tergantung pada reaksi apa yang akan dilakukan lawan-lawannya terhadap perubahan harga yang diambil. Ini memang sulit diramalkan, tetapi penting bagi kita untuk bisa membuat kurva permintaan.
Karakteristik Pasar Oligopoli
Dari depinisi sebelumnya  kita dapat melihat beberapa unsure penting (karakter) pasar oligopoly.
·         Hanya sedikit perusahaan dalam industry (few number firms)
·         Produknya homogen atau terdiferensiasi ( homogen or  differentiated product)
·         Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi ( interdependence decisions)
·         Kompetisi nonharga ( non pricing competition )
a.  Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri
                secara teoritis sulit sekali untuk menetapkan jumlah perusahaan didalam pasar, agar dapat dikatakan oligopoly. Namun untuk dasar analisis, biasanya jumlah perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh. Dalam kasus tertentu hanya terdapat dua perusahaan (duopoly). Kekuatan perusahaan-perusahaan dalam industry dapat diukur dengan menghitung rasio konsentrasi. Rasio konsentrasi menghitung beberapa persen output dalam pasar oligopoly dikuasai oleh perusahaan-perusahaan yang dominan (4 sampai dengan 8 perusahaan). Jika rasiokonsentrasi empat perusahaan (four firms concentration ratio atau CR4) adalah 60%, berarti 60% output dalam industry dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CR4 yang semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing sempurna. Pasar suatu industry dinyatakan berstruktur oligopolistic apabila CR4 melebihi 40%. Kita juga bisa mengukur derajad konsentrasi 8 perusahaan (CR8) atau jumlah lainnya. Jika CR8 80%, berarti 80% penjualan output dalam industry dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.



CR4 Sektor Industri Indonesia, Tahun 1985,1990 dan 1993
No.
Kelompok Industri
1986
1990
1993
1.
2.
3.
4.

5.

6.

7.
8.
9.
Industry makanan, minuman dan tembakau
Industry tekstil, pakaian jadi dan kulit
Industry kayu dan barang-barang dari kayu
Industry kertas, barang-barang dari kertas, percetakan dan penerbitan
Industry kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak bumi dan batu bara, karet, plastik
Industry barang-barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan batu bara
Industry logam dasar
Industry barang dari logam, mesin dan peralatannya
Industry pengolahan lainnya
58
26
17

47

47

62
66
53
69
61
22
17

63

44

54
57
54
55
67
26
17

56

47

55
55
60
69
Rata-rata Tertimbang Sektor Industri
49
47
50

b. Produk Homogen Atau Terdiferensiasi
                Di lihat dari sipat output yang dihasilkan, pasar oligopoly merupakan  peralihan antara persaingan sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat output yang dihasilkan akan memengaruhi perilaku perusahaandalam upaya mencapai kondisi optimal (laba maksimum). Jika dalam pasar persaingan sempurna perusahaan mengatur jumlah output (output strategy) untuk mengatur tingkat laba, dalam pasar monopoli hanya satu perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan output, maka dalam pasar oligopoly bentuk persaingan antar perusahaan adalah persaingan harga (pricing strategi) dan non harga (non pricing strategy). Contoh pasar oligopoly yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industry mobil, rokok, film kamera. Sedangkan yang menghasilkan produk homogen adalah industry baja, pipa pelaron, seng, dan kertas.
                Semakin besar tingkat diferensiasinya, perusahaan makin tidak tergantung pada kegiatan perusahaan-perusahaan lainnya. Berarti oligopoly dengan produk diferensiasinya dapat lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan lawan.
                Di luar unsur modal, rintangan untuk masuk ke dalam industri oligopoli yang menghasilkan produk homogen lebih sedikit, karena pada industri oligopoli dengan produk diferensiasi sangat berkaitan dengan loyalitas konsumen terhadap produk (merek) tertentu.
c. Pengambilan Keputusan Yang Saling Memengaruhi
                keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan memengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing firms) maupun yang masih diluar industri (potential firms). Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang sudah ada menumpuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting prices), yang membuat perusahaan menikmati laba super normal dibawah tingkat maksimum.
d. Kompetisi Non Harga
                dalam upayanya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, namun juga non harga. Bentuk-bentuk kopetisi non harga antara lain adalah pelayanan purna jual serta iklan untuk member informasi, membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek, serta memengaruhi perilaku konsumen. Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Tidak tertutup kemungkinan perusahaan melakukan kegiatan intelejen industri untuk memperoleh informasi keadaan, kekuatan dan kelemahan pesaing nyata maupun potensial. Informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat memprediksi reaksi pesaing terhadap setiep keputusan yang diambil.
Faktor-Faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli
                Ada dua factor penyebab terbentuknya pasar oligopoli
a. Efisiensi Skala Besar
                dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk dan peralatan mesin, umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat modal yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata maksimum) baru tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar. Dalam industri mobil, untuk satu jenis mobil, skala efisiensi memproduksi tiga jenis saja,output minimal seluruhnya 200.000-300.000 unitper tahun. Selanjutnya biaya produksi per mobil puluhan juta rupiah, dana yang dibutuhkan untuk beroperasi ratusan miliar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal, maka perusahaan ingin memasuki industri mobil yang harus menyiapkan dana triliunan rupiah.
Keadaan diatas merupakan hambatan untuk masuk bagi perusahaan-perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoli hanya terdapat sedikit produsen.
b. kompleksitas manajemen
                berbedah dengan tiga struktur pasar lain ( persaingan sempurna, monopoli, dan persaingan monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kopetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbukkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena itu dalam industri oligopoli, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks. Tidak banyak perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.

Keseimbangan oligopolis
                Perusahaan yang bergerak dipasar oligopoli disebut oligopolis (oligopolist). Perusahaan seimbang atau tidak bukan saja dilihat dari kemampuan mengatur output dan harga, tetapi juga kemampuan memprediksi perilaku pesaing. Karena itu oligopolis akan mencapai kesaimbangan jika perusahaan dapat melakukan apa yang dapt dilakukan dan tidak mempunyai alasan lagi untuk mengubah jumlah output dan harga. Demikian juga dengan para pesaing. Dalam bab ini, hanya akan membahas model permintaan patah dan model kepemimpinan harga
a. model permintaan yang patah (kinked demand model)
                model ini dikembangkan oleh P.M.SWEEZY (1939). Dua pemikiran penting yang dilontarkan Sweezy adalah harga dalam pasar oligopoli bersipat kaku (inflexible) dan oligopolis mengambil keputusan berdasarkan sikap (scenario) pesimis (pessimistic way). Pengaruh cirri yang menonjol dalam motif pasar yang bersifat oligopolistic adalah adanya ketegaran harga (price rigidity).
                Konsekuensi dari pemikiran tersebut adalah perusahaan yang menghadapi dau scenario permintaan. Skenario pertama, sabut saja D1 adalah permintaan dengan asumsi pesaing tidak bereaksi terhadap strategi perusahaan. Permintaan ini sangat elastis. Permitaan kedua, D2 adalah jika pesaing bereaksi terhadap strategi perusahaan. Permintaan ini inelastic seperti gambar berikut ini.

Kurva Permintaan Perusahaan Oligopolis

                Kurva permintaan yang relevan bagi perusahaan adalah ABD2 (garis tidak putus-putus). Sampai batas harga P1, kurva permintaan yang relevan adalah AB, karena jika perusahaan menetapkan harga diatas P1, persaing tidak bereaksi. Akibatnya bila oligopolis menetapkan kenaikan harga, misalnya 10% (P3), ia akan kehilangan permintaan lebih besar dari 10% (Q1àQ3).
Hal ini karena para oligopolis lainnya tidak ikut menaikan harga. Sebaliknya jika oligopolis menetapkan harga dibawah P1, misalnya P2, pesaing bereaksi. Kurva permintaan yang relevan adalah BD2. Bila oligopolis menurunkan harga sebesar 10%, tambahan permintaan yang diperboleh lebih sedikit dari 10%, karena perusahaan-perusahaan lainnya ikut menurunkan harga (bereaksi). Mereka tidak mau konsumennya berpindah keperusahaan yang tadi menurunkan harga. Kurva permintaan marjinal (MR) yang relevan bagi perusahaan adalah ACDE. Harga kesaimbangan pasar adalah P1.
 
                                         Keseimbangan oligopolis
Oligopolis berada dalam keseimbangan pada saat MR = MC (titik D) dengan jumlah output Q1. Tetapi peruhan struktur biaya (berubanya MC) tidak otomatis dipengaruhi harga jual, sebab dapat menimbulkan reaksi pesaing. Jika MC bergeser di antara MC1 dan MC2 harga tidak beruba. Oligopolis juga tidak akan mengubah outputnya, sebab sangat merugikan. Misalnya output dinaikan ke Q2, pesaing akan bereaksi karena kurva MR yang relevan adalah ACDE. Akibatnya laba menurun karena MR < MC. Jika oligopolis mengurangi output ke Q3 (harga lebih tinggi dari P1), pesaing tidak bereaksi, sehingga hal ini merugikan, sebab pada produksinya Q3,MR > MC, dan laba yang diperoleh berkurang.
b. model kepemimpinan harga ( price leadership model )
                dalam model ini perusahaan yang dominan mengambil inisiatif dalam penentuan harga. Tujuannya adalah untuk meningkatkan laba dengan membentuk kolusi secara implisit. Dikatakan kolusi karena perusahaan dominan terhadap perusahaan lain mengikuti langkah tersebut. Dikatakan implisit karena kolusi tidak berdasarkan perjanjian formal. Produsen dominan memberikan sinyal harga, misalnya dengan menggunakan media massa (konferensi pers). Produsen dominan memiliki posisi penentu  harga, perusahaan yang lain sebagai penerimah harga (price taker). Kurva menggambarkan secara grafik. Di Indonesia,semen tiga roda (inducement), dan felm fuji adalah contoh price leader dalam pasar yang oligopolistik.

Kurva Permintaan Perusahaan Oligopolis
Permintaan pasar adalah Dm yang merupakan permintaan total yang dihadapi setiap perusahaan dalam pasar. Pada saat P1, perusahaan domonan tidak berproduksi. Bila harga dibawah P2, permintaan perusahaan dominan identik dengan permintaan industri, karena permintaan terhadap perusahaan lain sudah tidak ada (nol). Struktur penawaran industri digambarkan kurva Sm yang merupakan penjumlahan biaya marjinal seluruh perusahaan dalam industri. Sedangkan permintaan perusahaan dominan adalah Dd dengan struktur penawaran Sd. Untuk mencapai laba maksimum perusahaan dominan menyamahkan MR dan MC, sehingga menjual sehrga Pd dengan output sejumlah Qd.
c. price leadership dan kinked demand curve
dalam pembicaraan mengenai oligopoli dijelaskan tentang teori kurva permintaan yang patah dari reaksi lawan. Hal itu didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan-perusahaan lawan akan mempunyai kecenderungan untuk mengikuti penurunan harga dari perusahaan yang oligopolistik, tapi tidak akan mengikuti bila harga dinaikkan. Sedangkan price leadership merupakan keadaan dimana perusahaan-perusahaan akan mengikuti kepemimpinannya, baik untuk harga naik atau turun.dengan demikian teori kinked demand curve tidaklah relevan dengan price leadership. Kinked demand curve hanya berlaku bagi penurunan harga. Apabila harga naik perusahaan-perusahaan lain juga akan mengikuti permintaan dan dengan demikian teori kinked demand curve tidak ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar