Kriteria Ketetapan SEP sebagai Pilihan Sistem
Ekonomi Indonesia
Republik
Indonesia yang lahir pada tahun 1945, langsung tepat berada di tengah-tengah
arena dua kutub supremasi, yaitu sistem ekonomi kapitalisme dan sistem ekonom
sosialisme. Namun demikian, sungguh beruntung Republik Indonesia, karena para
pendiri republik tidak membiarkan Indonesia ikut arus memilih salah satu dari
dua sistem ekonomi tersebut. Pancasila yang dipilih oleh para pendiri republik
sebagai dasar falsafah negara, mengilhami sistem ekonomi alternatif, yang
kemudian disebut “Sistem Ekonomi Pancasila”. SEP dipilih karena pemilihan satu
sistem ekonomi oleh suatu bangsa tidak pernah menggunakan kriteria baik atau
buruk, benar atau salah, melainkan menggunakan kriteria tepat atau tidak tepat
(selanjutnya disebut kriteria ketepatan suatu sistem ekonomi) yang dikaitkan
dengan aspek-aspek politik-ekonomi-sosilal-budaya bangsa Indonesia dalam
kehidupan bernegaranya.
Untuk
memahami kriteria ketepatan SEP sebagai sistem ekonomi bagi bangsa Indonesia
ada baiknya jika kita memahami dinamika perubahan dari sistem-sistem ekonomi
pendahulu dari SEP. perjalanan sejarah ini menunjukkan bahwa kriteria ketepatan
suatu sistem ekonomi bagi suatu masyarakat senantiasa bergeser, berkembang,
berubah, atau bahkan berganti, mengikuti aliran dinamika aspek-aspek
politik-ekonomi-sosilal-budaya masyarakat tersebut dalam kehidupan
bernegaranya.
- Sistem Ekonomi Merkantilisme
Sistem ekonomi merkantilisme yang lahir di Eropa Barat pada
abad ke-15 dianggap sebagai awal dari sejarah pemilihan sistem ekonomi bagi
suatu bangsa. Sistem ini menyerahkan keputusan ekonomi sepenuhnya di tangan
pemerintah, cocok dengan karakter pemerintah pada masa itu yang monarkhi
absolut. Surplus perdagangan yang dipaksakan, yang menjadi ciri sistem
merkantilisme, memunculkan perekonomian “zero sum game”, ada pihak yang
surplus ada pihak yang defisit, ada yang diuntungkan ada yang dirugikan, ada
yang menang ada yang kalah. Sifat tangan besi dari sistem merkantilisme
menyebabkan kendali ekonmi berada di tangan para jenderal perang seperti
Robespierre, Cromwell, dan Admiral Nelson. Sistem ekonomi ini serasi untuk
sistem masyarakat feodal, yang memerlukan ketimpangan absolut antara kelas
atas, bangsawan yang borjuis, dengan kelas bawah, buru dan petani, yang
proletar, untuk mempertahankan kekuasaan. Pada abad ke-18 sistem ekonomi
merkantilisme tumbang, dan digantikan oleh sistem ekonomi yang dibawa oleh Adam
Smith. Mengapa? Karena ada hak yang paling asasi dihilangkan dalam sistem
merkantilisme, yaitu kebebasan individu.
2.
Sistem
Ekonomi Kapitalisme Adam Smith
Sistem ekonomi yang dibawa oleh Adam Smith di tahun 1776
merupakan sistem yang berseberangan dengan sistem Merkantilisme. Jika
merkantilisme menyerahkan keputusan ekonomi di tangan pemerintah, Adam Smith
menghapus campur tangan pemerintah dalam perekonomian dan menawarkan kebebasan
individu secara penuh dalam pengambilan keputusan ekonomi. Jika merkantilisme
menawarkan “zero sum game”, Adam Smith menawarkan “win-win solution
game”, semua pihak yang terlibat dalam transaksi ekonomi diuntungkan,
minimal tidak ada yang dirugikan (dikenal dengan “janji Adam Smith”). Mengapa
Adam Smith berhasil? Angin sejuk demokrasi yang dibawa oleh Adam Smith membawa
segudang harapan pada pihak-pihak yang tertindas dalam sistem feodalisme dari
merkantilisme. “Revolusi” Adam Smith mampu mengilhami Revolusi Perancis (1789)
yang menjadikan Perancis berubah dari kerajaan menjadi republik, dan mampu
membawa perubahan drastis di Inggris, dari monarkhi abasout menjadi monarkhi
parlementer. Sistem ekonomi merkantilisme ditinggalkan, diganti dengan sistem
kapitalisme, yang mengandalkan pencapaian kemakmuran pada sistem ekonom pasar
(bebas), pengerjaan penuh, dan persaingan sempurna. Sistem kapitalisme Adam
Smith ini mampu bertahan selama satu setenah abad, dari tahun 1776-1930. namun
demikian, akhirnya sistem kapitalisme Adam Smith harus kandas juga, karena
tidak mampu memberikan solusi keluar dari Dpresi Besar yang melanda dunia di awal dekade 1930-an, bahkan dianggap sebagai pemicu
terjadinya .....
- Sistem Ekonomi Kapitalisme
Negara Kesejahteraan
Contoh lain dari koreksi terhadap sistem kapitalisme Adam
Smith sistem kapitalisme negara kesejahteraan, yang berkembang di Eropa Barat.
Inggris, salah satu negara Eropa Barat yang memilih merevisi sistem
kapitalismenya menjadi “sistem kapitalisme berpilarkan kesejahteraan rakyat”
atau lebih dikenal dengan nama “wlfare state” (negara kesejahteraan), menikmati
stabilitas yang “nyaris abadi”, bukan hanya di Inggris tetapi juga di
negara-negara persemakmurannya. Sistem ekonomi ini juga mampu bertahan sampai
sekarang.
- Sistem Ekonomi Sosialisme Karl
Marx
Di lain pihak, satu abad setelah revolusi Adam Smith, kritik
terhadap kapitalisme yang dilakukan secara ekstrim oleh Karl Marx ini
mengilhami lahirnya Stalinisme, Leninisme, Castroisme, dan Maoisme, yang lebih
dikenal dengan nama sistem ekonomi sosialis-komunis. Sistem ekonomi
sosialis-komunis berada pada puncaknya pada saat kejatuhan sistem ekonomi
kapitalisme Adam Smith, dimana sebagian masyarakat Amerika Serikat yang
kehilangan kepercayaan pada sistem ekonomi kapitalisme Adam Smith mulai
berpaling pada sistem ekonomi sosialis-komunis (red Americans). Namun
demikian, pada gilirannya, dunia menyaksikan runtuhnya Uni Soviet, runtuhnya
Tembok Berlin, yang menandai runtuhnya sistem sosialis-komunis. Negara-negara
pemilih sistem ekonomi sosialis-komunis meninjau kembali sistem ekonominya.
Sistem tertutup (sistem bertirai) dianggap menjadi biang keladi kegagalan
sistem sosialis-komunis. Negara-negara pecahan Uni Soviet mengalami pergeseran
ke arah kapitalisme, Kuba mulai membuka diri, bahkan merintis berbaikan dengan
AS, dan Cina, menggunakan sistem ekonomi yang khas, yaitu “sosialisme ala
Cina”.
Membaca
paparan perjalanan sejarah dari sistem-sistem ekonomi di atas, maka
tersendat-sendatnya penerapan SEP dan pendiskreditan terhadap SEP yang terjadi
selama ini dapat dipahami. Kriteria ketepatan dari SEP sedang mengalami
pergeseran-pergeseran akibat dinamika aspek-aspek politik-ekonomi-sosial-budaya
masyarakat Indonesia dalam kehidupan bernegara. Bahwa sekarang ada upaya
intelektual untuk “menghidupkan kembali” SEP dari mati surinya, juga
menunjukkan bahwa adanya pergeseran-pergeseran akibat dinamika aspek-aspek
politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia dalam kehidupan bernegaranya
memunculkan kembali kriteria ketepatan dari SEP sebagai sistem ekonomi pilihan
bangsa.
Penutup: Sistem Ekonomi Pancasila sebagai Pilihan
Bangsa Indonesia
Masalah
dalam menentukan pilihan bangsa adalah memilih satu cara yang memuaskan semua
pihak dan masyarakat (aggretation device). Menurut Arrow’s Paradox
atau Arrow’s Impossibility Theorem, satu aggregation device
tersebut tidak ada, karena harus rasional. Yang dimaksud dengan rational
aggregation device di sini adalah secara simultan memenuhi empat syarat:
(1) ruang lingkup tanpa batas, (2) Prinsip Optimalitas Pareto, (3) Nondictatorship,
dan (4) Kemandirian dari berbagai alternatif yang irrelevant.
Pertanyaan
yang harus dijawab oleh bangsa Indonesia adalah apakah aspek-aspek
politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia mampu menyajikan satu rational
aggregation device, sehingga dapat menentukan Sistem Ekonomi Pancasila
sebagai pilihan bangsa, yang memuaskan seluruh individu dalam masyarakat
Indonesia? Mencari jawaban pertanyaan di atas akan menjadi lebih mudah, jika
bangsa Indonesia memiliki rasionalitas yang khas yang mampu melahirkan satu rational
aggregation device, dan jika bangsa Indonesia meyakini Sistem Ekonomi
Pancasila sebagai sistem ekonomi yang paling tepat bagi bangsa Indonesia,
melalui kajian yang lebih mendalam terhadap kelebihan dan kelemahan dari sistem
Ekonomi Pancasila. Selayaknya kajian ini akan menjadi bahan pemikiran
selanjutnya.
Kelebihan ideologi Pancasila:
1. Mencakup nilai – nilai positif yang diambil dari berbagai ideology
2. Menutup kelemahan dari kedua ideology yang bertentangan.
3. Ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Pemerintah sehingga tidak mengorbankan rakyat.
4. Bersifat fleksibel yang artinya mengikuti perkembangan Zaman
Kekurangan ideologi Pancasila:
1. Dapat Menimbulkan tafsir yang berbeda – beda
1. Mencakup nilai – nilai positif yang diambil dari berbagai ideology
2. Menutup kelemahan dari kedua ideology yang bertentangan.
3. Ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Pemerintah sehingga tidak mengorbankan rakyat.
4. Bersifat fleksibel yang artinya mengikuti perkembangan Zaman
Kekurangan ideologi Pancasila:
1. Dapat Menimbulkan tafsir yang berbeda – beda
onomi pancasila di
definisikan sebagai sistem ekonomi yang di jiwai ideologi Pancasila yang
merupakan usaha bersama yang berasaskan kekeluagaan dan kegotongroyongan
nasional. Memiliki lima ciri :
1. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral.
2. Kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah keadaan kemerataan sosial (egalitarianisme), sesuai asas-asas kemanusiaan.
3. Prioritas kebijakan ekonomi adalahpenciptaan perekonomian nasionalyang tangguh yang berarti nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi.
4. Koperasi merupakan saka guru perekonomian dan merupakan bentuk paling kongkrit dari usaha bersama.
5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dengan pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin keadilan nasional.
***
1. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral.
2. Kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah keadaan kemerataan sosial (egalitarianisme), sesuai asas-asas kemanusiaan.
3. Prioritas kebijakan ekonomi adalahpenciptaan perekonomian nasionalyang tangguh yang berarti nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi.
4. Koperasi merupakan saka guru perekonomian dan merupakan bentuk paling kongkrit dari usaha bersama.
5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dengan pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin keadilan nasional.
***
elebihan & Kekurangan
Sistem Ekonomi Pancasila
1. Kelebihan
• Sistem Ekonomi Pancasila melikili kelebihan, hal itu dikarenakan :
Ekonomi Pancasila adalah keseimbangan (equilibrium) dan mencegah terjadinya over sentralistik ekonomi terpusat dan mencegah semua harga komoditas diatur pasar. Kalau pada jaman orde baru dulu boleh dikatakan tidak semua harga barang diserahkan ke harga pasar contohnya harga sembako diawasi ketat bahkan sampai siaran TVRI/radio RRI selalu dibacakan harga sayur mayur, cabe keriting dsb. Dan pemerintah selalu mengintervensi harga barang yang terlalu melambung dengan menetapkan batas harga tertinggi dsb. Jangan menyerahkan segala harga barang kepada pasar.
Sistem ekonomi Pancasila adalah middle way antara ekstrem kiri dan ekstrem kanan.ü
Penutup: Sistem Ekonomi Pancasila sebagai Pilihan Bangsa Indonesia
Masalah dalam menentukan pilihan bangsa adalah memilih satu cara yang memuaskan semua pihak dan masyarakat (aggretation device). Menurut Arrow’s Paradox atau Arrow’s Impossibility Theorem, satu aggregation device tersebut tidak ada, karena harus rasional. Yang dimaksud dengan rational aggregation device di sini adalah secara simultan memenuhi empat syarat: (1) ruang lingkup tanpa batas, (2) Prinsip Optimalitas Pareto, (3) Nondictatorship, dan (4) Kemandirian dari berbagai alternatif yang irrelevant.
Pertanyaan yang harus dijawab oleh bangsa Indonesia adalah apakah aspek-aspek politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia mampu menyajikan satu rational aggregation device, sehingga dapat menentukan Sistem Ekonomi Pancasila sebagai pilihan bangsa, yang memuaskan seluruh individu dalam masyarakat Indonesia? Mencari jawaban pertanyaan di atas akan menjadi lebih mudah, jika bangsa Indonesia memiliki rasionalitas yang khas yang mampu melahirkan satu rational aggregation device, dan jika bangsa Indonesia meyakini Sistem Ekonomi Pancasila sebagai sistem ekonomi yang paling tepat bagi bangsa Indonesia, melalui kajian yang lebih mendalam terhadap kelebihan dan kelemahan dari sistem Ekonomi Pancasila. Maka ada baiknya kita Indonesia dengan dasar negara Pancasila mencoba mengkaji kembali sistim ekonomi Pancasila yaitu bukan sosialisme dan bukan kapitalisme. Selayaknya kajian ini akan menjadi bahan pemikiran selanjutnya.
1. Kelebihan
• Sistem Ekonomi Pancasila melikili kelebihan, hal itu dikarenakan :
Ekonomi Pancasila adalah keseimbangan (equilibrium) dan mencegah terjadinya over sentralistik ekonomi terpusat dan mencegah semua harga komoditas diatur pasar. Kalau pada jaman orde baru dulu boleh dikatakan tidak semua harga barang diserahkan ke harga pasar contohnya harga sembako diawasi ketat bahkan sampai siaran TVRI/radio RRI selalu dibacakan harga sayur mayur, cabe keriting dsb. Dan pemerintah selalu mengintervensi harga barang yang terlalu melambung dengan menetapkan batas harga tertinggi dsb. Jangan menyerahkan segala harga barang kepada pasar.
Sistem ekonomi Pancasila adalah middle way antara ekstrem kiri dan ekstrem kanan.ü
Penutup: Sistem Ekonomi Pancasila sebagai Pilihan Bangsa Indonesia
Masalah dalam menentukan pilihan bangsa adalah memilih satu cara yang memuaskan semua pihak dan masyarakat (aggretation device). Menurut Arrow’s Paradox atau Arrow’s Impossibility Theorem, satu aggregation device tersebut tidak ada, karena harus rasional. Yang dimaksud dengan rational aggregation device di sini adalah secara simultan memenuhi empat syarat: (1) ruang lingkup tanpa batas, (2) Prinsip Optimalitas Pareto, (3) Nondictatorship, dan (4) Kemandirian dari berbagai alternatif yang irrelevant.
Pertanyaan yang harus dijawab oleh bangsa Indonesia adalah apakah aspek-aspek politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia mampu menyajikan satu rational aggregation device, sehingga dapat menentukan Sistem Ekonomi Pancasila sebagai pilihan bangsa, yang memuaskan seluruh individu dalam masyarakat Indonesia? Mencari jawaban pertanyaan di atas akan menjadi lebih mudah, jika bangsa Indonesia memiliki rasionalitas yang khas yang mampu melahirkan satu rational aggregation device, dan jika bangsa Indonesia meyakini Sistem Ekonomi Pancasila sebagai sistem ekonomi yang paling tepat bagi bangsa Indonesia, melalui kajian yang lebih mendalam terhadap kelebihan dan kelemahan dari sistem Ekonomi Pancasila. Maka ada baiknya kita Indonesia dengan dasar negara Pancasila mencoba mengkaji kembali sistim ekonomi Pancasila yaitu bukan sosialisme dan bukan kapitalisme. Selayaknya kajian ini akan menjadi bahan pemikiran selanjutnya.
Menurut Lemhannas (1989), ada 8
kekuatan yang mempengaruhi sistem ekonomi yang di terapkan/dipilih oleh suatu
negara, yaitu :
- Falsafah dan ideologi
- Akumulasi ilmu pengetahuan yang
dimiliki masyarakatnya
- Nilai-nilai moral dan adat
kebiasaan masyarakatnya
- Karakteristik demografinya
- Nilai estetika, norma-norma
serta kebudayaan masyarakatnya
- Sistem hukum nasionalnya
- Sistem politiknya
- Subsistem-subsistem sosialnya,
termasuk pengalaman sejarah pada masa lalu serta uji coba yang dilakukan
masyarakatnya dalam mewujudkan tujuan ekonominya.
Perbedaan satu sistem dengan sistem
lainnya terlihat dari ciri-ciri dibawah ini menurut Sanusi :
- Kebebasan konsumen dalam
memilih barang atau jasa yang dibutuhkan
- Kebebasan masyarakat dalam
memilih lapangan kerja
- Pengaturan pemilihan/pemakaian
alat-alat produksi
- Pemilihan usaha yang di
manifestasikan dalam tanggung jawab manajer
- Pengaturan atas keuntungan
usaha yang diperoleh
- Pengaturan motivasi usaha
- Pembentukan harga barang
konsumsi dan produksi
- Penentuan pertumbuhan ekonomi
- Pengendalian stabilitas ekonomi
- Pengambilan keputusan
3.
Ciri-ciri dari
sistem ekonomi liberal kapitalis antara lain :
4.
a. Masyarakat diberi kebebasan dalam
memiliki sumber-sumber produksi.
5.
b. Pemerintah tidak ikut campur tangan
secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
6.
c. Masyarakat terbagi menjadi dua
golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja
(buruh).
d.
Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
e.
Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
f.
Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonom.
g.
Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
3.
Keuntungan dan Kelemahan.
Sistem ekonomi
liberal kapitalis selain memilki keuntungan juga mempunyai kelemahan, antara
lain :
a.
Keuntungan :
1)
Menumbuhkan inisiatif dan kerasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi, karena
masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dari pemerintah.
2)
Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya
akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3)
Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
4)
Mengahsilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat
antar masyarakat.
5)
Efisiensi dan efektifitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan
motif mencari keuntungan.
b.
Kelemahan :
1)
Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
2)
Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
3)
Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
4)
Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber
daya oleh individu.
5)
Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut.
Sistem ekonomi
liberal kapitalis lebih bersifat memberikan kebabasan kepada individu/swasta
dalam menguasai sumber daya yang bermuara pada kepentingan masing-masing
individu untuk mendapatkan keuntungan pribadi sebesar-besarnya. Hal tersebut
tidak terlepas dari berkembangnya paham individualisme dan rasionalisme pada
zaman kelahiran kembali kebudayaan Eropa (renaisance) pada sekitar abad
pertengahan (abad ke-XVI). Yang dimaksud dengan kelahiran kembali kebudayaan
Eropa adalah pertemuan kembali dengan filsafat Yunani yang dianggap sebagai
sumber ilmu pengetahuan modern setelah berlangsungnya Perang Salib pada abad
XII – XV. Cepat diterimanya kebudayaan Yunani oleh ilmuwan Eropa tidak terlepas
dari suasana masa itu, dimana Gereja mempunyai kekuasaan yang dominan sehingga
berhak memutuskan sesuatu itu benar atau salah. Hal tersebut mendorong para
ilmuwan untuk mencari alternatif diluar Gereja. Dalam hal ini filsafat Yunani
yang mengajarkan bahwa rasio merupakan otoritas tertinggi dalam menentukan
kebenaran, sangat cocok dengan kebutuhan ilmuwan Eropa waktu itu.
7.
Pengaruh gerakan reformasi terus bergulir, sehingga
mendorong munculnya gerakan pencerahan (enlightenment) yang mencakup
pembaruan ilmu pengetahuan, termasuk perbaikan ekonomi yang dimulai sekitar
abad XVII-XVIII. Salah satu hasilnya adalah masyarakat liberal kapitalis.
8.
Namun gerakan pencerahan tersebut juga membawa dampak
negatif. Munculnya semangat liberal kapitalis membawa dampak negatif yang
mencapai puncaknya pada abad ke-XIX, antara lain eksploitasi buruh, dan
penguasaan kekuatan ekonomi oleh individu. Kondisi ini yang mendorong
dilakukannya koreksi lanjutan terhadap sistem politik dan ekonomi, misalnya
pembagian kekuasaan, diberlakukannya undang-undang anti monopoli, dan hak buruh
untuk mendapatkan tunjangan dan mendirikan serikat buruh.
Menurut pengertian umum,
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Jadi, keadilan itu berlaku bagi seluruh mahluk
hidup maupun bagi benda-benda yang ada di alam semesta. Hal ini dikarenakan
oleh adanya keterikatan yang terjadi secara alamiah, sehingga seluruh mahluk
harus berlaku adil kepada yang lainnya. Sebagai salah satu jalan mempertahankan
keseimbangan yang alami.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan
bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak
dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan
kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang
memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang
sama dari kekayaan bersama.
Kemakmuran adalah kemampuan untuk memenuhi:
1. kebutuhan primer (Sandang, pangan, papan)
2. Batas minimal kebutuhan sekunder (Kendaraan motor, mobil sederhana)
3. Batas minimal kebutuhan tertier (Jalan2 rekreasi / tour dalam negeri)
1. kebutuhan primer (Sandang, pangan, papan)
2. Batas minimal kebutuhan sekunder (Kendaraan motor, mobil sederhana)
3. Batas minimal kebutuhan tertier (Jalan2 rekreasi / tour dalam negeri)
Kemakmuran ialah : Suatu suasana umum dimana
setiap orang banyak bekerja sungguh-sungguh dengan menggunakan kemampuan yang
ada padanya terjamin akan rumah, sandang dan papannya yang layak buat dia
sendiri dan keluarganya, istilah layak disini menunjukkan perbedaan-perbedaan
taraf yang0di nilai pantas buat orang-orang dari berbagai golongan ataupun
lapisan-lapisan sosial yang berbeda satu sama lain.
Distribusi
pendapatan adalah konsep yang lebih luas dibandingkan kemiskinan
karenacakupannya tidak hanya menganalisa populasi yang berada dibawah garis
kemiskinan.Kebanyakan dari ukuran dan
indikator yang mengukur tingkat distribusi pendapatan tidak tergantung
pada rata-rata distribusi, dan karenanya membuat ukuran distribusi pendapatan dipertimbangkan
lemah dalam menggambarkan tingkat kesejahteraan
‘kebebasan’ adalah sebagai ‘kemerdekaan,
meninggalkan atau bebas meninggalkan.’ Artinya, semua orang bebas untuk tidak
melakukan atau melakukan suatu hal. Pengertian yang lebih banyak memiliki
unsur-unsur hukum bisa dilihat dari definisi ‘kebebasan’ dari Kamus Hukum
Black. Menurut Black, ‘kebebasan’ diartikan sebagai sebuah kemerdekaan dari
semua bentuk-bentuk larangan kecuali larangan yang telah diatur didalam
undang-undang. Kesimpulannya adalah manusia mempunyai hak untuk bebas selama
hak-hak tersebut tidak bertentangan dengan larangan yang ada didalam hukum.
Berkaitan dengan pendapat sebelumnya bahwa larangan atau intervensi hanya boleh
dilakukan dengan memperhatikan asas proporsionalitas dan non diskriminasi.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, kebebasan didalam hak asasi manusia adalah kebebasan untuk meninggalkan atau mengerjakan sesuatu hal seperti yang telah diatur didalam instrumen-instrumen internasional tentang hak asasi manusia. Dalam kaitannya dengan kebebasan beragama, setiap individu mempunyai kebebasan seperti yang diatur didalam instrumen internasional seperti hak untuk menganut, berpindah, mempertahankan atau tidak memeluk suatu keyakinan apapun seperti yang telah diatur didalam instrumen internasional tentang hak atas kebebasan beragama.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, kebebasan didalam hak asasi manusia adalah kebebasan untuk meninggalkan atau mengerjakan sesuatu hal seperti yang telah diatur didalam instrumen-instrumen internasional tentang hak asasi manusia. Dalam kaitannya dengan kebebasan beragama, setiap individu mempunyai kebebasan seperti yang diatur didalam instrumen internasional seperti hak untuk menganut, berpindah, mempertahankan atau tidak memeluk suatu keyakinan apapun seperti yang telah diatur didalam instrumen internasional tentang hak atas kebebasan beragama.
Kriteria Ketetapan SEP sebagai Pilihan Sistem
Ekonomi Indonesia
Republik
Indonesia yang lahir pada tahun 1945, langsung tepat berada di tengah-tengah
arena dua kutub supremasi, yaitu sistem ekonomi kapitalisme dan sistem ekonom
sosialisme. Namun demikian, sungguh beruntung Republik Indonesia, karena para
pendiri republik tidak membiarkan Indonesia ikut arus memilih salah satu dari
dua sistem ekonomi tersebut. Pancasila yang dipilih oleh para pendiri republik
sebagai dasar falsafah negara, mengilhami sistem ekonomi alternatif, yang
kemudian disebut “Sistem Ekonomi Pancasila”. SEP dipilih karena pemilihan satu
sistem ekonomi oleh suatu bangsa tidak pernah menggunakan kriteria baik atau
buruk, benar atau salah, melainkan menggunakan kriteria tepat atau tidak tepat
(selanjutnya disebut kriteria ketepatan suatu sistem ekonomi) yang dikaitkan
dengan aspek-aspek politik-ekonomi-sosilal-budaya bangsa Indonesia dalam
kehidupan bernegaranya.
Untuk
memahami kriteria ketepatan SEP sebagai sistem ekonomi bagi bangsa Indonesia
ada baiknya jika kita memahami dinamika perubahan dari sistem-sistem ekonomi
pendahulu dari SEP. perjalanan sejarah ini menunjukkan bahwa kriteria ketepatan
suatu sistem ekonomi bagi suatu masyarakat senantiasa bergeser, berkembang,
berubah, atau bahkan berganti, mengikuti aliran dinamika aspek-aspek
politik-ekonomi-sosilal-budaya masyarakat tersebut dalam kehidupan
bernegaranya.
- Sistem Ekonomi Merkantilisme
Sistem ekonomi merkantilisme yang lahir di Eropa Barat pada
abad ke-15 dianggap sebagai awal dari sejarah pemilihan sistem ekonomi bagi
suatu bangsa. Sistem ini menyerahkan keputusan ekonomi sepenuhnya di tangan
pemerintah, cocok dengan karakter pemerintah pada masa itu yang monarkhi
absolut. Surplus perdagangan yang dipaksakan, yang menjadi ciri sistem
merkantilisme, memunculkan perekonomian “zero sum game”, ada pihak yang
surplus ada pihak yang defisit, ada yang diuntungkan ada yang dirugikan, ada
yang menang ada yang kalah. Sifat tangan besi dari sistem merkantilisme
menyebabkan kendali ekonmi berada di tangan para jenderal perang seperti
Robespierre, Cromwell, dan Admiral Nelson. Sistem ekonomi ini serasi untuk
sistem masyarakat feodal, yang memerlukan ketimpangan absolut antara kelas
atas, bangsawan yang borjuis, dengan kelas bawah, buru dan petani, yang
proletar, untuk mempertahankan kekuasaan. Pada abad ke-18 sistem ekonomi
merkantilisme tumbang, dan digantikan oleh sistem ekonomi yang dibawa oleh Adam
Smith. Mengapa? Karena ada hak yang paling asasi dihilangkan dalam sistem
merkantilisme, yaitu kebebasan individu.
2.
Sistem
Ekonomi Kapitalisme Adam Smith
Sistem ekonomi yang dibawa oleh Adam Smith di tahun 1776
merupakan sistem yang berseberangan dengan sistem Merkantilisme. Jika
merkantilisme menyerahkan keputusan ekonomi di tangan pemerintah, Adam Smith
menghapus campur tangan pemerintah dalam perekonomian dan menawarkan kebebasan
individu secara penuh dalam pengambilan keputusan ekonomi. Jika merkantilisme
menawarkan “zero sum game”, Adam Smith menawarkan “win-win solution
game”, semua pihak yang terlibat dalam transaksi ekonomi diuntungkan,
minimal tidak ada yang dirugikan (dikenal dengan “janji Adam Smith”). Mengapa
Adam Smith berhasil? Angin sejuk demokrasi yang dibawa oleh Adam Smith membawa
segudang harapan pada pihak-pihak yang tertindas dalam sistem feodalisme dari
merkantilisme. “Revolusi” Adam Smith mampu mengilhami Revolusi Perancis (1789)
yang menjadikan Perancis berubah dari kerajaan menjadi republik, dan mampu
membawa perubahan drastis di Inggris, dari monarkhi abasout menjadi monarkhi
parlementer. Sistem ekonomi merkantilisme ditinggalkan, diganti dengan sistem
kapitalisme, yang mengandalkan pencapaian kemakmuran pada sistem ekonom pasar
(bebas), pengerjaan penuh, dan persaingan sempurna. Sistem kapitalisme Adam
Smith ini mampu bertahan selama satu setenah abad, dari tahun 1776-1930. namun
demikian, akhirnya sistem kapitalisme Adam Smith harus kandas juga, karena
tidak mampu memberikan solusi keluar dari Dpresi Besar yang melanda dunia di awal dekade 1930-an, bahkan dianggap sebagai pemicu
terjadinya .......
- Sistem
Ekonomi
- Sistem Ekonomi Kapitalisme
Negara Kesejahteraan
Contoh lain dari koreksi terhadap sistem kapitalisme Adam
Smith sistem kapitalisme negara kesejahteraan, yang berkembang di Eropa Barat.
Inggris, salah satu negara Eropa Barat yang memilih merevisi sistem
kapitalismenya menjadi “sistem kapitalisme berpilarkan kesejahteraan rakyat”
atau lebih dikenal dengan nama “wlfare state” (negara kesejahteraan), menikmati
stabilitas yang “nyaris abadi”, bukan hanya di Inggris tetapi juga di
negara-negara persemakmurannya. Sistem ekonomi ini juga mampu bertahan sampai
sekarang.
- Sistem Ekonomi Sosialisme Karl
Marx
Di lain pihak, satu abad setelah revolusi Adam Smith, kritik
terhadap kapitalisme yang dilakukan secara ekstrim oleh Karl Marx ini
mengilhami lahirnya Stalinisme, Leninisme, Castroisme, dan Maoisme, yang lebih
dikenal dengan nama sistem ekonomi sosialis-komunis. Sistem ekonomi
sosialis-komunis berada pada puncaknya pada saat kejatuhan sistem ekonomi
kapitalisme Adam Smith, dimana sebagian masyarakat Amerika Serikat yang
kehilangan kepercayaan pada sistem ekonomi kapitalisme Adam Smith mulai
berpaling pada sistem ekonomi sosialis-komunis (red Americans). Namun
demikian, pada gilirannya, dunia menyaksikan runtuhnya Uni Soviet, runtuhnya
Tembok Berlin, yang menandai runtuhnya sistem sosialis-komunis. Negara-negara
pemilih sistem ekonomi sosialis-komunis meninjau kembali sistem ekonominya.
Sistem tertutup (sistem bertirai) dianggap menjadi biang keladi kegagalan
sistem sosialis-komunis. Negara-negara pecahan Uni Soviet mengalami pergeseran
ke arah kapitalisme, Kuba mulai membuka diri, bahkan merintis berbaikan dengan
AS, dan Cina, menggunakan sistem ekonomi yang khas, yaitu “sosialisme ala
Cina”.
Membaca
paparan perjalanan sejarah dari sistem-sistem ekonomi di atas, maka
tersendat-sendatnya penerapan SEP dan pendiskreditan terhadap SEP yang terjadi
selama ini dapat dipahami. Kriteria ketepatan dari SEP sedang mengalami
pergeseran-pergeseran akibat dinamika aspek-aspek politik-ekonomi-sosial-budaya
masyarakat Indonesia dalam kehidupan bernegara. Bahwa sekarang ada upaya
intelektual untuk “menghidupkan kembali” SEP dari mati surinya, juga
menunjukkan bahwa adanya pergeseran-pergeseran akibat dinamika aspek-aspek
politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia dalam kehidupan bernegaranya
memunculkan kembali kriteria ketepatan dari SEP sebagai sistem ekonomi pilihan
bangsa.
Penutup: Sistem Ekonomi Pancasila sebagai Pilihan
Bangsa Indonesia
Masalah
dalam menentukan pilihan bangsa adalah memilih satu cara yang memuaskan semua
pihak dan masyarakat (aggretation device). Menurut Arrow’s Paradox
atau Arrow’s Impossibility Theorem, satu aggregation device
tersebut tidak ada, karena harus rasional. Yang dimaksud dengan rational
aggregation device di sini adalah secara simultan memenuhi empat syarat:
(1) ruang lingkup tanpa batas, (2) Prinsip Optimalitas Pareto, (3) Nondictatorship,
dan (4) Kemandirian dari berbagai alternatif yang irrelevant.
Pertanyaan
yang harus dijawab oleh bangsa Indonesia adalah apakah aspek-aspek
politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia mampu menyajikan satu rational
aggregation device, sehingga dapat menentukan Sistem Ekonomi Pancasila
sebagai pilihan bangsa, yang memuaskan seluruh individu dalam masyarakat
Indonesia? Mencari jawaban pertanyaan di atas akan menjadi lebih mudah, jika
bangsa Indonesia memiliki rasionalitas yang khas yang mampu melahirkan satu rational
aggregation device, dan jika bangsa Indonesia meyakini Sistem Ekonomi
Pancasila sebagai sistem ekonomi yang paling tepat bagi bangsa Indonesia,
melalui kajian yang lebih mendalam terhadap kelebihan dan kelemahan dari sistem
Ekonomi Pancasila. Selayaknya kajian ini akan menjadi bahan pemikiran
selanjutnya.
Kelebihan ideologi Pancasila:
1. Mencakup nilai – nilai positif yang diambil dari berbagai ideology
2. Menutup kelemahan dari kedua ideology yang bertentangan.
3. Ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Pemerintah sehingga tidak mengorbankan rakyat.
4. Bersifat fleksibel yang artinya mengikuti perkembangan Zaman
Kekurangan ideologi Pancasila:
1. Dapat Menimbulkan tafsir yang berbeda – beda
1. Mencakup nilai – nilai positif yang diambil dari berbagai ideology
2. Menutup kelemahan dari kedua ideology yang bertentangan.
3. Ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Pemerintah sehingga tidak mengorbankan rakyat.
4. Bersifat fleksibel yang artinya mengikuti perkembangan Zaman
Kekurangan ideologi Pancasila:
1. Dapat Menimbulkan tafsir yang berbeda – beda
onomi pancasila di
definisikan sebagai sistem ekonomi yang di jiwai ideologi Pancasila yang
merupakan usaha bersama yang berasaskan kekeluagaan dan kegotongroyongan
nasional. Memiliki lima ciri :
1. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral.
2. Kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah keadaan kemerataan sosial (egalitarianisme), sesuai asas-asas kemanusiaan.
3. Prioritas kebijakan ekonomi adalahpenciptaan perekonomian nasionalyang tangguh yang berarti nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi.
4. Koperasi merupakan saka guru perekonomian dan merupakan bentuk paling kongkrit dari usaha bersama.
5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dengan pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin keadilan nasional.
***
1. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral.
2. Kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah keadaan kemerataan sosial (egalitarianisme), sesuai asas-asas kemanusiaan.
3. Prioritas kebijakan ekonomi adalahpenciptaan perekonomian nasionalyang tangguh yang berarti nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi.
4. Koperasi merupakan saka guru perekonomian dan merupakan bentuk paling kongkrit dari usaha bersama.
5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dengan pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin keadilan nasional.
***
elebihan & Kekurangan
Sistem Ekonomi Pancasila
1. Kelebihan
• Sistem Ekonomi Pancasila melikili kelebihan, hal itu dikarenakan :
Ekonomi Pancasila adalah keseimbangan (equilibrium) dan mencegah terjadinya over sentralistik ekonomi terpusat dan mencegah semua harga komoditas diatur pasar. Kalau pada jaman orde baru dulu boleh dikatakan tidak semua harga barang diserahkan ke harga pasar contohnya harga sembako diawasi ketat bahkan sampai siaran TVRI/radio RRI selalu dibacakan harga sayur mayur, cabe keriting dsb. Dan pemerintah selalu mengintervensi harga barang yang terlalu melambung dengan menetapkan batas harga tertinggi dsb. Jangan menyerahkan segala harga barang kepada pasar.
Sistem ekonomi Pancasila adalah middle way antara ekstrem kiri dan ekstrem kanan.ü
Penutup: Sistem Ekonomi Pancasila sebagai Pilihan Bangsa Indonesia
Masalah dalam menentukan pilihan bangsa adalah memilih satu cara yang memuaskan semua pihak dan masyarakat (aggretation device). Menurut Arrow’s Paradox atau Arrow’s Impossibility Theorem, satu aggregation device tersebut tidak ada, karena harus rasional. Yang dimaksud dengan rational aggregation device di sini adalah secara simultan memenuhi empat syarat: (1) ruang lingkup tanpa batas, (2) Prinsip Optimalitas Pareto, (3) Nondictatorship, dan (4) Kemandirian dari berbagai alternatif yang irrelevant.
Pertanyaan yang harus dijawab oleh bangsa Indonesia adalah apakah aspek-aspek politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia mampu menyajikan satu rational aggregation device, sehingga dapat menentukan Sistem Ekonomi Pancasila sebagai pilihan bangsa, yang memuaskan seluruh individu dalam masyarakat Indonesia? Mencari jawaban pertanyaan di atas akan menjadi lebih mudah, jika bangsa Indonesia memiliki rasionalitas yang khas yang mampu melahirkan satu rational aggregation device, dan jika bangsa Indonesia meyakini Sistem Ekonomi Pancasila sebagai sistem ekonomi yang paling tepat bagi bangsa Indonesia, melalui kajian yang lebih mendalam terhadap kelebihan dan kelemahan dari sistem Ekonomi Pancasila. Maka ada baiknya kita Indonesia dengan dasar negara Pancasila mencoba mengkaji kembali sistim ekonomi Pancasila yaitu bukan sosialisme dan bukan kapitalisme. Selayaknya kajian ini akan menjadi bahan pemikiran selanjutnya.
1. Kelebihan
• Sistem Ekonomi Pancasila melikili kelebihan, hal itu dikarenakan :
Ekonomi Pancasila adalah keseimbangan (equilibrium) dan mencegah terjadinya over sentralistik ekonomi terpusat dan mencegah semua harga komoditas diatur pasar. Kalau pada jaman orde baru dulu boleh dikatakan tidak semua harga barang diserahkan ke harga pasar contohnya harga sembako diawasi ketat bahkan sampai siaran TVRI/radio RRI selalu dibacakan harga sayur mayur, cabe keriting dsb. Dan pemerintah selalu mengintervensi harga barang yang terlalu melambung dengan menetapkan batas harga tertinggi dsb. Jangan menyerahkan segala harga barang kepada pasar.
Sistem ekonomi Pancasila adalah middle way antara ekstrem kiri dan ekstrem kanan.ü
Penutup: Sistem Ekonomi Pancasila sebagai Pilihan Bangsa Indonesia
Masalah dalam menentukan pilihan bangsa adalah memilih satu cara yang memuaskan semua pihak dan masyarakat (aggretation device). Menurut Arrow’s Paradox atau Arrow’s Impossibility Theorem, satu aggregation device tersebut tidak ada, karena harus rasional. Yang dimaksud dengan rational aggregation device di sini adalah secara simultan memenuhi empat syarat: (1) ruang lingkup tanpa batas, (2) Prinsip Optimalitas Pareto, (3) Nondictatorship, dan (4) Kemandirian dari berbagai alternatif yang irrelevant.
Pertanyaan yang harus dijawab oleh bangsa Indonesia adalah apakah aspek-aspek politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia mampu menyajikan satu rational aggregation device, sehingga dapat menentukan Sistem Ekonomi Pancasila sebagai pilihan bangsa, yang memuaskan seluruh individu dalam masyarakat Indonesia? Mencari jawaban pertanyaan di atas akan menjadi lebih mudah, jika bangsa Indonesia memiliki rasionalitas yang khas yang mampu melahirkan satu rational aggregation device, dan jika bangsa Indonesia meyakini Sistem Ekonomi Pancasila sebagai sistem ekonomi yang paling tepat bagi bangsa Indonesia, melalui kajian yang lebih mendalam terhadap kelebihan dan kelemahan dari sistem Ekonomi Pancasila. Maka ada baiknya kita Indonesia dengan dasar negara Pancasila mencoba mengkaji kembali sistim ekonomi Pancasila yaitu bukan sosialisme dan bukan kapitalisme. Selayaknya kajian ini akan menjadi bahan pemikiran selanjutnya.
Menurut Lemhannas (1989), ada 8
kekuatan yang mempengaruhi sistem ekonomi yang di terapkan/dipilih oleh suatu
negara, yaitu :
- Falsafah dan ideologi
- Akumulasi ilmu pengetahuan yang
dimiliki masyarakatnya
- Nilai-nilai moral dan adat
kebiasaan masyarakatnya
- Karakteristik demografinya
- Nilai estetika, norma-norma
serta kebudayaan masyarakatnya
- Sistem hukum nasionalnya
- Sistem politiknya
- Subsistem-subsistem sosialnya,
termasuk pengalaman sejarah pada masa lalu serta uji coba yang dilakukan
masyarakatnya dalam mewujudkan tujuan ekonominya.
Perbedaan satu sistem dengan sistem
lainnya terlihat dari ciri-ciri dibawah ini menurut Sanusi :
- Kebebasan konsumen dalam
memilih barang atau jasa yang dibutuhkan
- Kebebasan masyarakat dalam
memilih lapangan kerja
- Pengaturan pemilihan/pemakaian
alat-alat produksi
- Pemilihan usaha yang di
manifestasikan dalam tanggung jawab manajer
- Pengaturan atas keuntungan
usaha yang diperoleh
- Pengaturan motivasi usaha
- Pembentukan harga barang
konsumsi dan produksi
- Penentuan pertumbuhan ekonomi
- Pengendalian stabilitas ekonomi
- Pengambilan keputusan
3.
Ciri-ciri dari
sistem ekonomi liberal kapitalis antara lain :
4.
a. Masyarakat diberi kebebasan dalam
memiliki sumber-sumber produksi.
5.
b. Pemerintah tidak ikut campur tangan
secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
6.
c. Masyarakat terbagi menjadi dua
golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja
(buruh).
d.
Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
e.
Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
f.
Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonom.
g.
Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
3.
Keuntungan dan Kelemahan.
Sistem ekonomi
liberal kapitalis selain memilki keuntungan juga mempunyai kelemahan, antara
lain :
a.
Keuntungan :
1)
Menumbuhkan inisiatif dan kerasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi, karena
masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dari pemerintah.
2)
Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya
akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3)
Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
4)
Mengahsilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat
antar masyarakat.
5)
Efisiensi dan efektifitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan
motif mencari keuntungan.
b.
Kelemahan :
1)
Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
2)
Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
3)
Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
4)
Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber
daya oleh individu.
5)
Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut.
Sistem ekonomi
liberal kapitalis lebih bersifat memberikan kebabasan kepada individu/swasta
dalam menguasai sumber daya yang bermuara pada kepentingan masing-masing
individu untuk mendapatkan keuntungan pribadi sebesar-besarnya. Hal tersebut
tidak terlepas dari berkembangnya paham individualisme dan rasionalisme pada
zaman kelahiran kembali kebudayaan Eropa (renaisance) pada sekitar abad
pertengahan (abad ke-XVI). Yang dimaksud dengan kelahiran kembali kebudayaan
Eropa adalah pertemuan kembali dengan filsafat Yunani yang dianggap sebagai
sumber ilmu pengetahuan modern setelah berlangsungnya Perang Salib pada abad
XII – XV. Cepat diterimanya kebudayaan Yunani oleh ilmuwan Eropa tidak terlepas
dari suasana masa itu, dimana Gereja mempunyai kekuasaan yang dominan sehingga
berhak memutuskan sesuatu itu benar atau salah. Hal tersebut mendorong para
ilmuwan untuk mencari alternatif diluar Gereja. Dalam hal ini filsafat Yunani
yang mengajarkan bahwa rasio merupakan otoritas tertinggi dalam menentukan
kebenaran, sangat cocok dengan kebutuhan ilmuwan Eropa waktu itu.
7.
Pengaruh gerakan reformasi terus bergulir, sehingga
mendorong munculnya gerakan pencerahan (enlightenment) yang mencakup
pembaruan ilmu pengetahuan, termasuk perbaikan ekonomi yang dimulai sekitar
abad XVII-XVIII. Salah satu hasilnya adalah masyarakat liberal kapitalis.
8.
Namun gerakan pencerahan tersebut juga membawa dampak
negatif. Munculnya semangat liberal kapitalis membawa dampak negatif yang
mencapai puncaknya pada abad ke-XIX, antara lain eksploitasi buruh, dan
penguasaan kekuatan ekonomi oleh individu. Kondisi ini yang mendorong
dilakukannya koreksi lanjutan terhadap sistem politik dan ekonomi, misalnya
pembagian kekuasaan, diberlakukannya undang-undang anti monopoli, dan hak buruh
untuk mendapatkan tunjangan dan mendirikan serikat buruh.
Menurut pengertian umum,
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Jadi, keadilan itu berlaku bagi seluruh mahluk
hidup maupun bagi benda-benda yang ada di alam semesta. Hal ini dikarenakan
oleh adanya keterikatan yang terjadi secara alamiah, sehingga seluruh mahluk
harus berlaku adil kepada yang lainnya. Sebagai salah satu jalan mempertahankan
keseimbangan yang alami.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan
bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak
dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan
kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang
memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang
sama dari kekayaan bersama.
Kemakmuran adalah kemampuan untuk memenuhi:
1. kebutuhan primer (Sandang, pangan, papan)
2. Batas minimal kebutuhan sekunder (Kendaraan motor, mobil sederhana)
3. Batas minimal kebutuhan tertier (Jalan2 rekreasi / tour dalam negeri)
1. kebutuhan primer (Sandang, pangan, papan)
2. Batas minimal kebutuhan sekunder (Kendaraan motor, mobil sederhana)
3. Batas minimal kebutuhan tertier (Jalan2 rekreasi / tour dalam negeri)
Kemakmuran ialah : Suatu suasana umum dimana
setiap orang banyak bekerja sungguh-sungguh dengan menggunakan kemampuan yang
ada padanya terjamin akan rumah, sandang dan papannya yang layak buat dia
sendiri dan keluarganya, istilah layak disini menunjukkan perbedaan-perbedaan
taraf yang di nilai pantas buat orang-orang dari berbagai golongan ataupun
lapisan-lapisan sosial yang berbeda satu sama lain.
Distribusi
pendapatan adalah konsep yang lebih luas dibandingkan kemiskinan
karenacakupannya tidak hanya menganalisa populasi yang berada dibawah garis
kemiskinan.Kebanyakan dari ukuran dan
indikator yang mengukur tingkat distribusi pendapatan tidak tergantung
pada rata-rata distribusi, dan karenanya membuat ukuran distribusi pendapatan dipertimbangkan
lemah dalam menggambarkan tingkat kesejahteraan
‘kebebasan’ adalah sebagai ‘kemerdekaan,
meninggalkan atau bebas meninggalkan.’ Artinya, semua orang bebas untuk tidak
melakukan atau melakukan suatu hal. Pengertian yang lebih banyak memiliki
unsur-unsur hukum bisa dilihat dari definisi ‘kebebasan’ dari Kamus Hukum
Black. Menurut Black, ‘kebebasan’ diartikan sebagai sebuah kemerdekaan dari
semua bentuk-bentuk larangan kecuali larangan yang telah diatur didalam
undang-undang. Kesimpulannya adalah manusia mempunyai hak untuk bebas selama
hak-hak tersebut tidak bertentangan dengan larangan yang ada didalam hukum.
Berkaitan dengan pendapat sebelumnya bahwa larangan atau intervensi hanya boleh
dilakukan dengan memperhatikan asas proporsionalitas dan non diskriminasi.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, kebebasan didalam hak asasi manusia adalah kebebasan untuk meninggalkan atau mengerjakan sesuatu hal seperti yang telah diatur didalam instrumen-instrumen internasional tentang hak asasi manusia. Dalam kaitannya dengan kebebasan beragama, setiap individu mempunyai kebebasan seperti yang diatur didalam instrumen internasional seperti hak untuk menganut, berpindah, mempertahankan atau tidak memeluk suatu keyakinan apapun seperti yang telah diatur didalam instrumen internasional tentang hak atas kebebasan beragama.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, kebebasan didalam hak asasi manusia adalah kebebasan untuk meninggalkan atau mengerjakan sesuatu hal seperti yang telah diatur didalam instrumen-instrumen internasional tentang hak asasi manusia. Dalam kaitannya dengan kebebasan beragama, setiap individu mempunyai kebebasan seperti yang diatur didalam instrumen internasional seperti hak untuk menganut, berpindah, mempertahankan atau tidak memeluk suatu keyakinan apapun seperti yang telah diatur didalam instrumen internasional tentang hak atas kebebasan beragama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar