BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang terletak
di Asia tenggara yang merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia.
Menurut bank Dunia, Indonesia digolongkan sebagai negara yang sedang berkembang
(Under-Developed Country). Negara Indonesia menggunakan sistem ekonomi
Pancasila, yaitu sistem ekonomi yang mengambil hal yang baik dari sistem
ekonomi kapitalis dan komunis dan membuang yang buruk dari keduanya. Republik Indonesia yang lahir pada
tahun 1945, langsung tepat berada di tengah-tengah arena dua kutub supremasi,
yaitu sistem ekonomi kapitalisme dan sistem ekonom sosialisme. Namun demikian,
sungguh beruntung Republik Indonesia, karena para pendiri republik tidak
membiarkan Indonesia ikut arus memilih salah satu dari dua sistem ekonomi
tersebut. Pancasila yang dipilih oleh para pendiri republik sebagai dasar falsafah
negara, mengilhami sistem ekonomi alternatif, yang kemudian disebut “Sistem
Ekonomi Pancasila”. SEP dipilih karena pemilihan satu sistem ekonomi oleh suatu
bangsa tidak pernah menggunakan kriteria baik atau buruk, benar atau salah,
melainkan menggunakan kriteria tepat atau tidak tepat (selanjutnya disebut
kriteria ketepatan suatu sistem ekonomi) yang dikaitkan dengan aspek-aspek
politik-ekonomi-sosilal-budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegaranya.
Untuk memahami kriteria ketepatan
SEP sebagai sistem ekonomi bagi bangsa Indonesia ada baiknya jika kita memahami
dinamika perubahan dari sistem-sistem ekonomi pendahulu dari SEP. perjalanan
sejarah ini menunjukkan bahwa kriteria ketepatan suatu sistem ekonomi bagi
suatu masyarakat senantiasa bergeser, berkembang, berubah, atau bahkan
berganti, mengikuti aliran dinamika aspek-aspek politik-ekonomi-sosilal-budaya
masyarakat tersebut dalam kehidupan bernegaranya.
1.
Sistem
Ekonomi Merkantilisme
Sistem ekonomi merkantilisme yang
lahir di Eropa Barat pada abad ke-15 dianggap sebagai awal dari sejarah
pemilihan sistem ekonomi bagi suatu bangsa. Sistem ini menyerahkan keputusan
ekonomi sepenuhnya di tangan pemerintah, cocok dengan karakter pemerintah pada
masa itu yang monarkhi absolut. Surplus perdagangan yang dipaksakan, yang
menjadi ciri sistem merkantilisme, memunculkan perekonomian “zero sum game”,
ada pihak yang surplus ada pihak yang defisit, ada yang diuntungkan ada yang
dirugikan, ada yang menang ada yang kalah. Sifat tangan besi dari sistem
merkantilisme menyebabkan kendali ekonmi berada di tangan para jenderal perang
seperti Robespierre, Cromwell, dan Admiral Nelson. Sistem ekonomi ini serasi
untuk sistem masyarakat feodal, yang memerlukan ketimpangan absolut antara
kelas atas, bangsawan yang borjuis, dengan kelas bawah, buru dan petani, yang
proletar, untuk mempertahankan kekuasaan. Pada abad ke-18 sistem ekonomi
merkantilisme tumbang, dan digantikan oleh sistem ekonomi yang dibawa oleh Adam
Smith. Mengapa? Karena ada hak yang paling asasi dihilangkan dalam sistem
merkantilisme, yaitu kebebasan individu.
2. Sistem Ekonomi Kapitalisme Adam
Smith
Sistem ekonomi yang dibawa oleh Adam
Smith di tahun 1776 merupakan sistem yang berseberangan dengan sistem
Merkantilisme. Jika merkantilisme menyerahkan keputusan ekonomi di tangan
pemerintah, Adam Smith menghapus campur tangan pemerintah dalam perekonomian
dan menawarkan kebebasan individu secara penuh dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Jika merkantilisme menawarkan “zero sum game”, Adam Smith
menawarkan “win-win solution game”, semua pihak yang terlibat dalam
transaksi ekonomi diuntungkan, minimal tidak ada yang dirugikan (dikenal dengan
“janji Adam Smith”). Mengapa Adam Smith berhasil? Angin sejuk demokrasi yang
dibawa oleh Adam Smith membawa segudang harapan pada pihak-pihak yang tertindas
dalam sistem feodalisme dari merkantilisme. “Revolusi” Adam Smith mampu
mengilhami Revolusi Perancis (1789) yang menjadikan Perancis berubah dari
kerajaan menjadi republik, dan mampu membawa perubahan drastis di Inggris, dari
monarkhi abasout menjadi monarkhi parlementer. Sistem ekonomi merkantilisme
ditinggalkan, diganti dengan sistem kapitalisme, yang mengandalkan pencapaian
kemakmuran pada sistem ekonom pasar (bebas), pengerjaan penuh, dan persaingan
sempurna. Sistem kapitalisme Adam Smith ini mampu bertahan selama satu setenah
abad, dari tahun 1776-1930. namun demikian, akhirnya sistem kapitalisme Adam
Smith harus kandas juga, karena tidak mampu memberikan solusi keluar dari
Dpresi Besar yang melanda dunia di awal dekade 1930-an,
3. Sistem Ekonomi Kapitalisme Negara
Kesejahteraan
Contoh lain dari koreksi terhadap
sistem kapitalisme Adam Smith sistem kapitalisme negara kesejahteraan, yang
berkembang di Eropa Barat. Inggris, salah satu negara Eropa Barat yang memilih
merevisi sistem kapitalismenya menjadi “sistem kapitalisme berpilarkan
kesejahteraan rakyat” atau lebih dikenal dengan nama “wlfare state” (negara
kesejahteraan), menikmati stabilitas yang “nyaris abadi”, bukan hanya di
Inggris tetapi juga di negara-negara persemakmurannya. Sistem ekonomi ini juga
mampu bertahan sampai sekarang.
4. Sistem Ekonomi Sosialisme Karl Marx
Di lain pihak, satu abad setelah
revolusi Adam Smith, kritik terhadap kapitalisme yang dilakukan secara ekstrim
oleh Karl Marx ini mengilhami lahirnya Stalinisme, Leninisme, Castroisme, dan
Maoisme, yang lebih dikenal dengan nama sistem ekonomi sosialis-komunis. Sistem
ekonomi sosialis-komunis berada pada puncaknya pada saat kejatuhan sistem
ekonomi kapitalisme Adam Smith, dimana sebagian masyarakat Amerika Serikat yang
kehilangan kepercayaan pada sistem ekonomi kapitalisme Adam Smith mulai
berpaling pada sistem ekonomi sosialis-komunis (red Americans). Namun
demikian, pada gilirannya, dunia menyaksikan runtuhnya Uni Soviet, runtuhnya
Tembok Berlin, yang menandai runtuhnya sistem sosialis-komunis. Negara-negara
pemilih sistem ekonomi sosialis-komunis meninjau kembali sistem ekonominya.
Sistem tertutup (sistem bertirai) dianggap menjadi biang keladi kegagalan
sistem sosialis-komunis. Negara-negara pecahan Uni Soviet mengalami pergeseran
ke arah kapitalisme, Kuba mulai membuka diri, bahkan merintis berbaikan dengan
AS, dan Cina, menggunakan sistem ekonomi yang khas, yaitu “sosialisme ala
Cina”.
Membaca paparan perjalanan sejarah
dari sistem-sistem ekonomi di atas, maka tersendat-sendatnya penerapan SEP dan
pendiskreditan terhadap SEP yang terjadi selama ini dapat dipahami. Kriteria
ketepatan dari SEP sedang mengalami pergeseran-pergeseran akibat dinamika
aspek-aspek politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia dalam kehidupan
bernegara. Bahwa sekarang ada upaya intelektual untuk “menghidupkan kembali”
SEP dari mati surinya, juga menunjukkan bahwa adanya pergeseran-pergeseran
akibat dinamika aspek-aspek politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia dalam
kehidupan bernegaranya memunculkan kembali kriteria ketepatan dari SEP sebagai
sistem ekonomi pilihan bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
Dunia mengakui ada dua kutub sistem
ekonomi yaitu Kapitalis dan Komunis. Sistem ekonomi Kapitalis bersifat Market
Mechanism, yaitu semua hal mengenai perekonomian diserahkan kepada pasar.
Sementara sistem ekonomi Komunis adalah sistem ekonomi Centralistic,
yaitu semua hal diatur oleh pemerintah. Namun pada kenyataannya sekarang hampir
tidak ada negara yang menggunakan sistem ekonomi tersebut secara murni.
Banyak negara yang menggunakan sistem
ekonomi Kapitalis yang berhasil menjadi negara maju, seperti Amerika, namun
tidak sedikit pula negara Komunis/Sosialis yang berhasil menjadi negara maju,
salah satunya adalah China, meskipun keduanya tidak menganut sistem ekonomi
tersebut secara murni lagi.
Pertanyaannya negara indonesia yang
merupakan negara sedang berkembang apakah lebih baik menjadi negara yang
menganut sistem kapitalis (liberal), Komunis (sosialis) atau tetap seperti
sekarang yaitu sistem ekonomi campuran atau yang lebih dikenal dengan sistem
ekonomi Pancasila.
Menurut saya Indonesia lebih cocok menggunakan
sistem ekonomi Pancasila (campuran) dengan lima alasan. Kita lihat jika
Indonesia mengguanakan sistem ekonomi kapitalisme murni. Pertama, masih banyak
masyarakat Indonesia saat ini yang dibawah garis kemiskinan. Apabila Indonesia
menggunakan sistem ekonomi Kapitalis, maka akan memiskinkan masyarakat. Ekonomi kapitalis murni
tidak bisa
diterapkan di Indonesia, karena sistem tersebut hanya menguntungkan dua
golongan, yakni pemilik modal dan perbankan. Orang-orang yang memiliki modal akan
semakin kaya, sementara yang miskin akan semakin miskin dan akhirnya akan
menyebabkan ketimpangan.
Kedua, kebanyakan masyarakat Indonesia
memiliki usaha yang masih tergolong kedalam UKM ( Usaha Kecil Menengah) yang
masih belim bisa bersaing secara sempurna dengan usaha-usaha yang besar. Oleh
sebab itu, maka diperlukan peran pemerintah (Komunis/Sosialis) untuk membantu
dalam mengatur atau memberikan keijakan agar Infant Industry tersebut
bisa berkembang. Dalam kapitalisme murni, pemerintah tidak diperbolehkan
melakukan hal ini, oleh sebab itu kapitalisme murni tidak bisa diterapkan di
Indonesia.
Ketiga, dalam Kapitalis murni,
perusahaan atau suatu usaha didirikan dengan tujuan Profit Motive. Di Indonesia
hal itu tidak bisa dilaksanakan sepenuhnya. Campur tangan pemerintah sangat
diperlukan pada hal-hal tertentu, seperti dalam penyediaan barang-barang publik
seperti jalan dan jembatan. Apabila semua perusahaan bergerak dengan motif
keuntungan, maka barang-barang publik tidak akan pernah tersedia, perusahaan
tidak mau membuat barang publik karena tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Oleh sebab itu maka peran pemerintah diperlukan.
Keempat, Indonesia adalah negara yang
masih sedang berkembang, kegagalan pasar masih sering terjadi yang dapat
disebabkan oleh kurang meratanya informasi dan aksesibilitas terhadap sarana
transportasi dan komunikasi. Apabila ekonomi diserahkan ke pasar sepenuhnya,
maka akan terjadi kegagalan pasar yang akan membuat perekonomian menjadi buruk.
Masalah ekonomi seperti Inflasi dan pengangguran yang tinggi bisa muncul dan
menyebakan pertumbuhan ekonomi yang rendah dan akhirnya akan terjadi
kemiskinan. Peran pemerintah diperlukan dalam mengatur pasar, seperti
menetapkan Ceilling Price dan Floor Price, atau membuat
Lembaga pengaturan pasar seperti BULOG.
Kemudian yang terakhir, kita lihat
apabila Indonesia menganut sistem ekonomi Komunis/Sosialis. Setelah empat
alasan diatas, kita lihat bahwa Indonesia tidak bisa menerapkan sistem ekonomi
kapitalis murni. Namun pada kenyataanya Indonesia juga tidak bisa menerapkan
sistem ekonomi komunis murni. Memang peran pemerintah yang menjadi ciri sistem
ekonomi Komunis sangat diperlukan dalam membangun perekonomian Negara
Indonesia, namun peran pemerintah dalam segala bidang atau yang dikenal dengan
pemerintahan terpusat (otoriter) juga tidak baik. Komunisme murni menggunakan
konsep Non Market Mechanism (tidak ada mekanisme pasar), artinya uang
tidak diperlukan dalam perekonomian. Setiap orang bekerja atas nama negara
semuanya diatur oleh negara. Komunisme murni juga mengenal konsep
penyamarataan, artinya tidak ada orang yang lebih dibandingkan orang lain. Pada
dasarnya, hampir semua orang di dunia tidak menginginkan penyamarataan
tersebut. Orang yang satu dengan yang lainnya tidak bisa di samakan. Memang
pemusatan komando merupakan suatu hal yang cukup baik karena dengan satu
komando dapat mengarahkan seluruh kegiatan kearah tujuan yang sama. Tetapi hal
itu jelas menghambat inovasi. Kita lihat seperti halnya saat German barat
berpisah dengan German timur, German timur yang menggunakan sistem ekonomi
Komunisme lebih tertinggal dibandingkan dengan German barat, terutama dalam hal
teknologi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masalah dalam menentukan pilihan
bangsa adalah memilih satu cara yang memuaskan semua pihak dan masyarakat (aggretation
device). Menurut Arrow’s Paradox atau Arrow’s Impossibility
Theorem, satu aggregation device tersebut tidak ada, karena harus
rasional. Yang dimaksud dengan rational aggregation device di sini
adalah secara simultan memenuhi empat syarat: (1) ruang lingkup tanpa batas,
(2) Prinsip Optimalitas Pareto, (3) Nondictatorship, dan (4) Kemandirian
dari berbagai alternatif yang irrelevant.
Pertanyaan yang harus dijawab oleh
bangsa Indonesia adalah apakah aspek-aspek politik-ekonomi-sosial-budaya
masyarakat Indonesia mampu menyajikan satu rational aggregation device,
sehingga dapat menentukan Sistem Ekonomi Pancasila sebagai pilihan bangsa, yang
memuaskan seluruh individu dalam masyarakat Indonesia? Mencari jawaban
pertanyaan di atas akan menjadi lebih mudah, jika bangsa Indonesia memiliki
rasionalitas yang khas yang mampu melahirkan satu rational aggregation
device, dan jika bangsa Indonesia meyakini Sistem Ekonomi Pancasila sebagai
sistem ekonomi yang paling tepat bagi bangsa Indonesia, melalui kajian yang
lebih mendalam terhadap kelebihan dan kelemahan dari sistem Ekonomi Pancasila.
Selayaknya kajian ini akan menjadi bahan pemikiran selanjutnya.
Kelebihan ideologi Pancasila:
1. Mencakup nilai – nilai positif yang diambil dari berbagai ideology
2. Menutup kelemahan dari kedua ideology yang bertentangan.
3. Ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Pemerintah sehingga tidak mengorbankan rakyat.
4. Bersifat fleksibel yang artinya mengikuti perkembangan Zaman
Kekurangan ideologi Pancasila:
1. Dapat Menimbulkan tafsir yang berbeda – beda
1. Mencakup nilai – nilai positif yang diambil dari berbagai ideology
2. Menutup kelemahan dari kedua ideology yang bertentangan.
3. Ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Pemerintah sehingga tidak mengorbankan rakyat.
4. Bersifat fleksibel yang artinya mengikuti perkembangan Zaman
Kekurangan ideologi Pancasila:
1. Dapat Menimbulkan tafsir yang berbeda – beda
Ekonomi
pancasila di definisikan sebagai sistem ekonomi yang di jiwai ideologi
Pancasila yang merupakan usaha bersama yang berasaskan kekeluagaan dan
kegotongroyongan nasional. Memiliki lima ciri :
1. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral.
2. Kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah keadaan kemerataan sosial (egalitarianisme), sesuai asas-asas kemanusiaan.
3. Prioritas kebijakan ekonomi adalahpenciptaan perekonomian nasional yang tangguh yang berarti nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi.
4. Koperasi merupakan saka guru perekonomian dan merupakan bentuk paling kongkrit dari usaha bersama.
5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dengan pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin keadilan nasional.
1. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral.
2. Kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah keadaan kemerataan sosial (egalitarianisme), sesuai asas-asas kemanusiaan.
3. Prioritas kebijakan ekonomi adalahpenciptaan perekonomian nasional yang tangguh yang berarti nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi.
4. Koperasi merupakan saka guru perekonomian dan merupakan bentuk paling kongkrit dari usaha bersama.
5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dengan pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin keadilan nasional.
kelebihan & Kekurangan Sistem Ekonomi Pancasila
1. Kelebihan
• Sistem Ekonomi Pancasila melikili kelebihan, hal itu dikarenakan :
Ekonomi Pancasila adalah keseimbangan (equilibrium) dan mencegah terjadinya over sentralistik ekonomi terpusat dan mencegah semua harga komoditas diatur pasar. Kalau pada jaman orde baru dulu boleh dikatakan tidak semua harga barang diserahkan ke harga pasar contohnya harga sembako diawasi ketat bahkan sampai siaran TVRI/radio RRI selalu dibacakan harga sayur mayur, cabe keriting dsb. Dan pemerintah selalu mengintervensi harga barang yang terlalu melambung dengan menetapkan batas harga tertinggi dsb. Jangan menyerahkan segala harga barang kepada pasar.
Oleh sebab itu, maka Indonesia tidak
cocok menggunakan sistem ekonomi kapitalis murni maupun komunis murni. Sistem
ekonomi yang sudah di anut oleh Indonesia yaitu sistem ekonomi Pancasila
(campuran) adalah sistem ekonomi yang sangat baik. Hanya saja masalahnya
bagaimana penerapannya dalam kenyataan.
DAFTAR PUSTAKA
Koesters, Paul
Heinz. 1987, Tokoh-tokoh Ekonomi Mengubah Dunia – Pemikiran-pemikiran yang
Mempengaruhi Hidup Kita. Jakarta: Gramedia.
Deliarnov. 1997, Perkembangan Pemikiran Ekonomi.
Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
Triono, Dwi
Condro. 2001, Dilema Pembangunan Bidang Keteknikan Dalam Krisis Perekonomian Indonesia.
Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Janabadra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar